Passapu jenis ini digunakan untuk panglima perang. Ikatan kepala ini tidak jauh berbeda dengan Passapu yang dikenakan para raja, yang menjadi pembeda hanya pada letak dan model simpulnya.
Panglima perang akan menggunakan Passapu yang tegak berdiri yang letak simpulnya berada di sebelah kanan dengan simpul menyerupai tangan bersedekap.
3. Passapu Patinra Putara Paerang Poto Nabbi
Untuk Passapu jenis ini biasanya digunakan untuk para Imam Ritual dengan menempatkan bagian tegakan segitiga di sebelah kiri dan ikatannya di sebelah kanan.
4. Passapu Patinra Putara Bereng-bereng Poto Paerang
Umum Passapu ini digunakan untuk untuk para panglima perang dengan menempatkan bagian tegakan segitiga di sebelah kiri atau agak ke depan. Semenetara untuk kalangan pengurus ritual dan perangkatnya termasuk pemusik ditandai dengan menempatkan tegakan atau bagian segitiga pada bagian belakang dengan melipatnya ke arah dalam simpul.
5. Passapu Padompe atau Passapu Rolle
Jenis Passapu ini termasuk yang paling luas penggunaannya di kalangan umum secara merata, mulai dari golongan bangsawan hingga kalangan orang biasa. Untuk golongan hamba sahaya penggunaan Passapu tidak diijinkan.
Hamba sahaya hanya diizinkan menggunakan Passapu dengan cara hanya meletakkan kain Passapu yang terlipat di atas kepalanya tanpa dililitkan. Umumnya golongan hamba sahaya ditandai dengan lilitan sarung di melingkar di kepala.
Passapu Padompe juga terbagi lagi menjadi beberapa jenis, berikut ini penjelasannya:
Padompeng Putara Bereng-Bereng Poto Karaeng
Passapu Padompeng Putara Bereng-Bereng Poto Bate/Karaeng dapat digunkan pada kegiatan sehari-hari di wilayahnya serta untuk menghadap kepada pimpinannya.
Padompe Putara Paerang Poto Nabbi
Padompe ini umum digunakan oleh para bangsawan umum, pemuka agama, dan masyarakat umum. Untuk membedakan Passapu jenis ini dapat dilihat dari tinggi patahan lipatannya.
Penggunaan Passapu hingga saat ini masih sering digunakan pada acara adat dan kegiatan formal kedaerahan.