Passapu terdiri dari dua jenis yaitu Passapu Patinra dan Passapu Padompe.
Untuk membedakan keduanya dapat dilihat dari segi lipatan dan ikatannya (poto').
Berikut ini penjelasan terkait dua jenis Passapu:
1. Passapu Patinra
Passapu jenis ini memiliki bentuk segitiga menjulang tegak ke atas dengan lipatan melintang pada bagian bawahnya.
Passapu jenis ini biasanya digunakan oleh bangsawan dan para pemberani kerajaan.
Kain yang digunakan adalah kain berwarna merah, hitam, kuning, dan bermotif kotak-kotak berwarna putih.
2. Passapu Padompe
Passapu Padompe terbagi menjadi tiga, yaitu putara padompe, putara bereng-bereng, dan putara paerang.
Putara padompe digunakan oleh panglima kerajaan, kalau putara bereng-bereng pada umumnya digunakan oleh para pemberani dan juga anak-anak bangsawan. Sementara putara paerang digunakan oleh para Anrong Guru Pakarena.
Variasi ikatan saat menggunakan Passapu juga terbagi menjadi tiga jenis yaitu poto bate atau poto karaeng, poto nabbi, dan poto putara.
- Poto bate: jenis ikatan yang menyerupai teknik simpul.
- Poto nabbi: jenis ikatannya menyerupai tangan bersedekap atau lipat. Dalam bahasa Makassar disebut sikalu'.
- Poto putara: sesuai namanya, ikatan ini langsung dililitkan saja di kepala sesuai keinginan.
Selanjutnya simbol penggunaan passapu itu sendiri:
1. Passapu Patonro Putara Bereng-Bereng Poto Karaeng
Passapu model ini hanya diperuntukkan untuk para raja dan bangsawan. Simpul diletakkan di sebelah kiri dengan ujung Passapu tegak berdiri. Sementara untuk anak bangsawan menggunakan Passapu simbol di sebelah kiri dengan satu ujung passapu arah keatas dan satunya ke arah belakang.
2. Passapu Patinra Bereng-bereng Poto Nabbi