Di dalam kapal-kapal itu terdapat berbagai macam bahan pokok mulai dari telur yang juga diwarnai berbagai macam warna, serta hasil bumi dari wilayah sekitar Kabupaten Takalar.
Selain telur dan hasil bumi, Julung-julung juga diisi dengan perlengkapan sehari-hari seperti pakaian, celana, sampai perlengkapan mandi seperti pasta gigi dan sabun.
Semua hiasan yang terdapat di dalam julung-julung merupakan sebuah simbolisasi bahwa ajaran Islam masuk ke wilayah Cikoang dibawa oleh para pedagang.
Aneka sesaji juga dihadirkan sebagai pengisi julung-julung seperti bakul besar yang terbuat dari anyaman daun lontar atau biasa disebut “Baku Maudu” oleh warga setempat.
Dimana di setiap bakul diisi oleh nasi setengah matang yang dilengkapi dengan lauk ayam kampung.
Julung-julung ini nantinya akan dikumpulkan di sebuah titik yang menjadi tempat pelaksanaan berbagai macam prosesi.
Isi dari julung-julung pun akan dibagikan kepada semua orang yang menghadiri acara Maudu Lompoa ini.
Prosesi utama dari rangkaian acara ini adalah Rate’, yaitu pembacaan syair-syair atau shalawat yang ditujukan untuk Rasulullah SAW.
Selain itu terdapat pula Mapanca’ atau atraksi pencak silat yang dipertunjukan oleh para pemuda asli Cikoang.
Maudu Lompa sendiri bukan hanya sekedar sebuah tradisi yang dilaksanakan untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW, namun juga sebagai ajang silaturahmi bagi masyarakat Kabupaten Takalar.(*)