Sulawesinetwork.com - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dikejutkan dengan penemuan 59 titik ladang ganja yang tersembunyi di antara semak belukar.
Penemuan ini memicu pertanyaan: mengapa ladang ganja yang telah terdeteksi sejak September 2024 ini baru terungkap sekarang?
Kepala Bidang Wilayah II TNBTS, Decky Hendra, mengungkapkan bahwa luas total ladang ganja mencapai satu hektar, dengan setiap titik ladang bervariasi antara 4 hingga 16 meter persegi.
Penemuan ini tidak lepas dari peran penting drone yang membantu mengidentifikasi lokasi-lokasi tersembunyi.
"Titik ladang ganja tersebut memiliki luas yang bervariasi. Lokasi ladang ganja tersebut ditemukan dengan bantuan drone," kata Decky.
Penemuan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Kepolisian RI.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menegaskan bahwa penemuan ini bukan hasil aktivitas internal TNBTS, melainkan hasil investigasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Polisi Hutan dan Manggala Agni.
"Bahwa ladang ganja itu bukan hasil karya teman-teman Taman Nasional di sana. Tapi itu bekerja sama dengan kepolisian untuk menemukan ladangnya," ujar Raja Juli.
Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menjelaskan bahwa lokasi ladang ganja berada di luar jalur wisata Gunung Bromo dan pendakian Gunung Semeru, tepatnya di Blok Pusung Duwur, Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Seduro dan Gucialit.
Baca Juga: RUU TNI Diterpa Isu Dwifungsi ABRI, DPR Beri Jaminan: Tidak Ada Prajurit Aktif di BUMN!
"Lokasi temuan tanaman ganja tidak berada di jalur Bromo maupun Semeru tapi berada di sisi timur kawasan TNBTS," kata Rudi.
Medan yang sulit dijangkau, dengan kemiringan curam dan vegetasi rapat, menjadi tantangan utama dalam mengungkap ladang ganja ini. Jarak yang jauh dari jalur wisata utama juga mempersulit akses.