Sulawesinetwork.com - Riuh rendah Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang pada 27 Maret 2025, bukan sekadar perayaan kuliner biasa.
Aksi ini adalah simbol perlawanan, jawaban telak atas konten viral Willie Salim yang dinilai merugikan warga "Kota Pempek".
Bayangkan, 1 ton daging sapi, 500 ekor ayam, dan ribuan bumbu rempah berpadu menjadi rendang raksasa, siap disantap 10.000 warga.
Baca Juga: Adu Gengsi: Spesifikasi, Fitur, dan Performa Redmi A5 vs Samsung Galaxy A36 5G
Awalnya, niat Willie Salim berbagi 200 kilogram rendang berujung kontroversi.
Klaim "lenyap dalam 15 menit" memicu amarah, dianggap merendahkan citra warga Palembang.
Susan, konten kreator lokal, bersama Gerakan Cinta Rakyat (Gencar), HIPMI, dr. Richard Lee, dan Pemerintah Kota Palembang, bersatu. Mereka tak tinggal diam.
Baca Juga: Adu Spesifikasi dan Performa: Nokia N75 Max 5G vs Samsung Galaxy A36 5G, Pilih Mana?
"Ini bukan soal rendang, ini soal harga diri," tegas Susan, sang inisiator. "Kami ingin tunjukkan, Palembang bukan kota yang serakah. Kami punya budaya berbagi yang kuat."
Rapat demi rapat digelar, target 1 ton daging ditetapkan. Lebih dari sekadar balasan, ini adalah "Recovery Sosial Rendang".
Mereka ingin memulihkan nama baik kota, membuktikan keramahan dan solidaritas warga Palembang.
Baca Juga: Ekspresi Dingin Baim Wong Saat Paula Datangi Rumahnya, Anak-anak Disebut Masih Menolak!
"Kami ingin dunia tahu, Palembang adalah kota yang penuh kebaikan," ujar Achmad Fuadi Irawa dari Gencar, semangatnya membara.
Aksi ini bukan sekadar masak besar, tapi pesta rakyat. Aroma rendang menggoda, asap mengepul, dan tawa riang menggema di BKB.