Terungkap Brigadir J Diyakini Mengalami Penyiksaan sebelum Ditembak

photo author
- Sabtu, 10 September 2022 | 11:05 WIB
Terungkap Brigadir J Diyakini Mengalami Penyiksaan sebelum Ditembak (PMJ News)
Terungkap Brigadir J Diyakini Mengalami Penyiksaan sebelum Ditembak (PMJ News)

"Kalau misalnya dijambak, itu juga penyiksaan. Beda dengan orang yang katakanlah berkelahi kemudian dari perkelahian yang seimbang itu, kemudian ada yang mati. Itu tidak bisa kita katakan penyiksaan, karena mereka sedang berkelahi dan duel. Atau mungkin katakanlah pembunuhan dengan cepat, dari belakang dan lain sebagainya," jelasnya.

Jadi lanjutnya, tidak harus penyiksaan itu berupa laporan forensik yang mengatakan ada benturan benda tajam atau benda tumpul diluar penembakan.

Baca Juga: Terungkap Alasan Kakashi Dibebaskan dari Anbu hingga Jadi Guru Tim Genin Naruto dan Sasuke

"Dan dari Haris Azhar ini, perspektif yang belum dikemukakan. Kira-kira ini kan belum pernah dikemukakan pihak-pihak lain. Bahkan dia (Haris Azhar) berani berdebat dengan siapa saja, untuk menunjukkan bahwa teori tentang penyiksaan itu, bukan teori yang sekedar mengada-ada, tetapi berasal dari perspektif Hak Asasi Manusia," kata Refly.

Selain itu ungkap Refly Harun, orang banyak menyayangkan ketika Komnasham melaporkan kasus ini tapi perspektifnya seolah-olah tidak menjadi hak untuk hidup tetapi sepertinya melemahkan hilangnya nyawa manusia tersebut adalah isu-isu lain yang sifatnya spekulatif.

Komnasham percaya setelah memeriksa 4 orang saksi dan 2 orang psikolog.

"Dan 4 saksi itu bisa dipastikan, putri sendiri, ART Susi, ART Kuat Maruf yang juga Draiver dan juga Bripka RR sebagai ajudan. 4 orang yang bisa bicara apa saja karena tidak ada pembandingnya. Apalagi korbannya sudah meninggal, dan tidak bisa membela diri dan tidak ada orang lain yang ada disitu untuk bisa membela diri," ucapnya.

Dan seandainya ini diperkuat oleh psikolog lanjut Refly Harun, maka sejauh mana psikolog itu bisa memastikan bahwa memang telah terjadi pelecehan, dari gerak-garik, dari gestur, dari sikap Putri Sambo karena psikolog lainnya, psikolog forensik, tidak melihat bahwa Putri candrawathi adalah korban pelecehan.

Baca Juga: Akhir Pertarungan Boruto Vs Kawaki Serta Nasib Naruto

"Jadi ada spekulasi yang sayangnya spekulasi ini masuk dalam bagian rekomendasi," tuturnya.

Harusnya sambung Refly, rekomendasi itu hal-hal yang pasti-pasti saja dan yang betul-betul mengenai perlindungan hak asasi manusia terutama perlindungan terhadap hak hidup.

"Sama seperti KM 50, tiba-tiba lompat kepada pemilikan senjata, kepada penyerangan terhadap petugas, dan seolah-olah tidak mengunderlain kematian orang," katanya.

Jadi dalam dua kejadian ini ungkap Refly Harun, Komnashan sangat mengecewakan publik.

"Sehingga tidak heran kalau Komnasham tidak mendapat banyak dukungan," tutupnya.***

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Viko Karinda

Sumber: YouTube Refli Harun

Tags

Rekomendasi

Terkini

X