Miris! Siswa SD di Rundung Teman, Guru Hingga Kepsek Gegara Beda Agama Hingga Diduga Dipukuli

photo author
- Senin, 10 Juli 2023 | 12:38 WIB
Ilustrasi perundungan anak (Istimewa )
Ilustrasi perundungan anak (Istimewa )

Sulawesinetwork.com - Aksi tidak terpuji dilakukan oknum guru hingga kepala sekolah yang ikut melakukan perundungan (bullying) terhadap siswanya sendiri.

Aksi perundungan yang viral di media sosial itu terjadi di SDN Jomin Barat 2 Cikampek, Karawang. Kasus bullying ini diungkapkan pegiat media sosial, Ade Armando.

Dalam unggahan itu, Ade Armando menceritakan kisah seorang anak perempuan berinisia BB yang dipaksa menggunakan hijab ke sekolah hingga menjadi korban perundungan.

Baca Juga: Dua Kelompok Suporter ini Dilarang Hadir di Stadion GBH Usai Terlibat Bentrok, Berpotensi Tanpa Penonton

"Di sekolah itu ada seorang anak yang di-bully. Adalah seorang anak yang datang dari keluarga penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa," kata Ade Armando dalam videonya dilansir akun twitter @adearmando61, Senin, 10 Juli 2023.

Menurut Ade Armando, aksi perundungan itu dilakukan oleh murid, guru, haingga kepala sekolah yang memaksa korban untuk menggunakan hijab kesekolah.

"Karena kepercayaannya itu, dia di-bully di sekolahnya. Yang mem-bully dia dari murid, guru, dan bahkan kepala sekolah," ungkapnya.

Baca Juga: Ayo Daftar! Peduli Pendidikan, Beasiswa Baznas 2023 Telah Dibuka, Berikut Cara Pendaftarannya

Karena dipaksa menggunakan hijab, korban BB pun akhirnya menggunakan hijab kesekolah. Namun hal itu tidak membuatnya berhenti menjadi korban perundungan.

"Dia sudah mengenakan jilbab dia tetap di-bully karena kepercayaannya. Dia dicakar, dia diledek, dicaci maki, bahkan dipukul," tambahnya.

Menurutnya, BB dipukul hingga berdarah pada bagian hidung. Orang tua BB pun tak terima dan mendatangi sekolah untuk memprotes perlakuan yang dialami anaknya.

Baca Juga: Wajib Dikunjungi, Menarik dan Menyenangkan, Rekomendasi Wisata di Barru Sulawesi Selatan

Namun, pihak sekolah menganggap enteng bullying yang dialami BB. Pihak sekolah bahkan menganggap hal itu sebagai hal biasa.

"Orang tuanya tentu saja tidak terima. Orang tuanya datang ke sekolah dan memprotes. Guru dan kepala sekolah sekadar bilang, 'ah, itu biasa. Kelakuan anak-anak'. Orang tuanya akhirnya datang ke Dinas Pendidikan," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hendrawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X