Korban Judi Online Bakal Dapat Bansos, Netizen Ngakak: Program Bantuan Terunik

photo author
- Jumat, 14 Juni 2024 | 20:09 WIB
Ilustrasi judi online
Ilustrasi judi online

Sulawesinetwork - Wacana pemerintah untuk memberikan bantuan sosial (bansos) kepada korban judi online telah viral di media sosial.

Banyak netizen menyebut rencana tersebut tidak masuk akal karena pelaku judi bukanlah korban yang layak mendapatkan bantuan. Reaksi lucu dan sarkastik pun membanjiri kolom komentar.

"Apakah nanti yang namanya tidak tercantum di daftar penerima bansos akan ikut judi online supaya dapat bansos," kata @pipin.gatot.

Baca Juga: Kenali 8 HP Infinix Terbaru di Indonesia 2024: Pilihan Terbaik dengan Budget Bersahabat

"Ya Allah, Pak! Yang ada habis menerima uang bansos langsung pada pasang slot, Sidney, Hongkong. Ide bapak bikin gemezzzzz," kata @hikmahbrilliant dengan nada geram namun menyindir.

"Agak lain emang," kata @wnyfebrya, yang menunjukkan ketidakpercayaan terhadap wacana tersebut.

"Kalau kayak gitu orang pada main dong," ujar @sultan_m_bakti_siregar, mengkhawatirkan dampak negatif dari kebijakan ini.

Baca Juga: Pemkab Bantaeng Raih Penghargaan Anubhawa Sasana Dari Kemenkumham

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy membuka peluang untuk memasukkan nama korban judi online ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sehingga mereka akan terdaftar sebagai penerima bansos dari negara.

"Kita masukkan di dalam DTKS sebagai penerima bansos, ya," kata Muhadjir Effendy pada Kamis (13/6/2024).

Menurutnya, pemerintah telah banyak memberikan advokasi kepada para korban judi online di Indonesia. Korban yang mengalami gangguan psikososial akan dibina dengan bantuan serta koordinasi Kementerian Sosial.

Baca Juga: WhatsApp Perkenalkan Video Call 32 Orang di Laptop, Saingi Zoom dengan Fitur Baru

Muhadjir dalam kesempatan itu juga mengingatkan bahaya praktik judi online. Ia meminta masyarakat menghindari praktik ilegal tersebut karena dampak buruknya tidak mengenal strata sosial.

"Tidak hanya segmen masyarakat tertentu misalnya masyarakat bawah saja. Tapi juga masyarakat atas, termasuk kalangan intelektual dan perguruan tinggi, juga banyak yang terkena," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: A. Fendy Pranata

Sumber: suara.com, Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X