Sulawesinetwork.com - Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya momentum keagamaan, tetapi juga ruang bagi masyarakat Bugis-Makassar untuk melestarikan tradisi.
Salah satunya adalah Bunga Male, sebuah rangkaian hiasan unik yang senantiasa mewarnai perayaan maulid di berbagai daerah Sulawesi Selatan.
Bunga Male adalah rangkaian bunga hias yang biasanya ditempatkan dalam wadah atau tangkai bambu.
Hiasan ini dipenuhi dengan bunga kertas berwarna-warni, padi, hingga makanan ringan atau jajanan tradisional.
Bentuknya yang menjulang indah membuat Bunga Male selalu menjadi pusat perhatian setiap kali perayaan maulid digelar.
Lebih dari sekadar estetika, Bunga Male mengandung simbol kebersamaan, syukur, dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Desak Audit MBG dan Usut Proyek Bermasalah, Maritim Muda Turun ke Jalan
Filosofi dan Makna
Bunga Male melambangkan:
- Syukur atas nikmat Allah yang dilimpahkan sepanjang tahun.
- Rezeki yang dibagikan dalam bentuk makanan yang ditempelkan di rangkaian.
- Kebersamaan karena Bunga Male biasanya dibuat secara gotong royong oleh warga kampung.
Tradisi ini menjadi pengingat bahwa maulid bukan hanya perayaan seremonial, melainkan juga sarana mempererat ikatan sosial.
Baca Juga: Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Gubernur Sulsel Tekankan Gotong Royong dan Kerukunan
Peran Sosial dan Budaya
Selain sebagai bagian dari ritual keagamaan, Bunga Male berfungsi menjaga kearifan lokal agar tidak tergerus modernisasi.