Sulawesinetwork.com - Komisi I DPR RI baru saja menyelesaikan fit and proper test untuk 24 calon duta besar yang diajukan oleh Presiden Prabowo Subianto. Uji kelayakan dan kepatutan ini berlangsung selama dua hari, pada 5-6 Juli 2025, di Kompleks Parlemen.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menyatakan bahwa penunjukan nama-nama calon duta besar ini adalah hak prerogatif presiden.
"Pertimbangannya tentu banyak, termasuk juga situasi global tentu juga menjadi pertimbangan besar dari Presiden,” kata Hasan Nasbi dalam konferensi pers di Gedung Kwarnas, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Juli 2025.
Baca Juga: IFG Tebar Kebahagiaan Muharram: Hadirkan Senyum dan Harapan di Panti Asuhan Anni’mah
Dari 24 nama yang diajukan, 18 di antaranya sudah berkarier sebagai diplomat. Mengenai nama-nama yang belum memiliki pengalaman diplomatik, Hasan menjelaskan bahwa ada pertimbangan lain yang diperhitungkan.
“Ada sisanya itu orang-orang yang dianggap punya kemampuan, punya modal sosial, punya keluwesan, punya kelincahan, banyak network di negara yang bersangkutan,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Jadi, kalau berbasis integritas, kompetensi, pengalaman tidak melulu harus karier, tapi kompetensi, networking, tahu seluk-beluk sebuah negara itu menjadi pertimbangan penting juga untuk menunjuk seorang duta besar.”
Baca Juga: Eks Pelatih Timnas Putri Indonesia Gabung ke Klub Cristiano Ronaldo, Tangani Tim Wanita Al Nassr FC
Kekosongan Posisi dan Misi Perdamaian Dunia
Hasan Nasbi juga membeberkan bahwa posisi-posisi duta besar tersebut memang sudah kosong dan harus segera diisi oleh pejabat selanjutnya.
“Ini bukan soal prosesnya cepat atau tidak, tapi memang posisi-posisi ini harus segera mungkin diisi untuk menjalin hubungan yang lebih baik dan lebih erat dengan negara sahabat,” terangnya.
Baca Juga: Pemkab Barru Gelar Pertemuan dengan Pemilik Lahan, Siap Bangun Sekolah Rakyat
Dengan adanya perwakilan Indonesia di negara-negara sahabat, Hasan Nasbi juga menyinggung tentang cita-cita perdamaian dunia.
“Pak Presiden selalu sampaikan menciptakan tatanan dunia yang stabil, karena begitu tidak stabil pasti ada impact termasuk perekonomian negara kita,” tandasnya.