Dominasi impor BYD ini menyoroti masih lemahnya kapasitas produksi BEV lokal untuk bersaing di segmen teratas.
Harapan dari Model Produksi Lokal
Di sisi lain, ada sedikit kabar baik dari model yang diproduksi lokal. SUV listrik off-road Chery J6, yang dirakit di Bekasi, berhasil menembus pasar dengan penjualan 580 unit.
Baca Juga: Iran Murka! Serangan Brutal AS Ke Fasilitas Nuklir Picu Ancaman Perang Besar
Demikian pula dengan Wuling Air EV dan Wuling Cloud EV yang masing-masing mencatatkan penjualan 419 unit, serta Wuling Binguo EV 210 unit, semuanya juga diproduksi lokal di Cikarang.
Ini menunjukkan potensi pertumbuhan dari kendaraan listrik rakitan dalam negeri.
Model terlaris lainnya berturut-turut ialah Geely EX5 (377 unit), Hyundai Ioniq 5 (226 unit), dan BYD Seal (203 unit).
Baca Juga: Pemprov Sulsel Bergerak Cepat Salurkan Bantuan Korban Puting Beliung di Pinrang dan Luwu
Insentif Pajak dan Tren Penurunan Pasar Otomotif Keseluruhan
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen besar untuk mengguyur insentif pajak bagi mobil listrik.
Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 12 Tahun 2025, ada insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 10 persen untuk impor mobil listrik.
Baca Juga: Wamenpar: Quality Tourism Tak Hanya soal Jumlah Kunjungan, tapi Juga Pengalaman Unik untuk Wisatawan
Namun, tampaknya insentif ini belum sepenuhnya mampu mendongkrak penjualan secara signifikan.
Secara keseluruhan, pasar otomotif Indonesia juga menunjukkan tren yang menurun.
Sepanjang periode Januari-Mei 2025, total penjualan mobil wholesale turun 5,5 persen year-on-year (yoy) menjadi 316.981 unit. Penjualan retail pun anjlok 9,2 persen menjadi 328.852 unit.