Sulawesinetwork.com - Presiden terpilih Prabowo Subianto baru-baru ini melontarkan pernyataan yang cukup mengejutkan terkait kondisi ekonomi Indonesia.
Dalam pertemuan hangat dengan para pemimpin redaksi di kediamannya di Hambalang, Bogor, yang kemudian tayang di kanal YouTube Najwa Shihab (7/4/2025), Prabowo dengan tegas menyatakan bahwa utang dan inflasi Indonesia justru termasuk yang terkecil di kancah global.
"‘Utang kita besar’ Loh? Utang kita dibandingkan dengan banyak negara, utang kita salah satu yang secara perbandingan terkecil di dunia, hanya 4,5 negara lebih kecil dari kita," ungkap Prabowo dengan nada optimis.
Baca Juga: Suara Rakyat di Pantai Merpati: DPRD Bulukumba Kawal Penyusunan RKPD Demi Kepentingan Warga
Klaim ini tentu menjadi angin segar di tengah kekhawatiran sebagian masyarakat mengenai isu utang negara.
Tak hanya soal utang, Prabowo juga menyoroti keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan inflasi. "Inflasi kita terendah di dunia, orang-orang ingin belajar bagaimana Indonesia mengendalikan inflasi," ujarnya penuh keyakinan.
Ia bahkan memberikan perbandingan mencolok dengan kondisi inflasi di negara lain, seperti Turki dengan 44%, dan Argentina yang sempat menyentuh angka fantastis 117%.
Baca Juga: DPRD Bulukumba Kirimkan Ucapan Selamat Hangat untuk Hari Jadi Bone ke-695
Dengan data perbandingan tersebut, Prabowo mengajak masyarakat untuk tidak terlalu larut dalam ketakutan akan kondisi global. "Jadi kita ini jangan terlalu takut bahwa dunia ini tidak baik-baik saja, kita penuh dengan kesulitan," imbaunya.
Namun, di tengah optimisme yang disampaikan, Prabowo juga tidak menutup mata terhadap catatan kelam perjalanan bangsa.
Ia secara terbuka mengakui adanya "blunder" yang terjadi selama 30 tahun terakhir. "Terus terang saja, kita koreksi diri ya sebagai bangsa, selama 30 tahun ini, kita banyak melakukan blunder, kita akui saja," katanya.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, 8 April 2025: Antam dan Galeri24 Terjungkal, UBS Ikut Melemah
Menariknya, Prabowo menekankan bahwa tanggung jawab atas berbagai permasalahan bangsa tidak bisa hanya dilimpahkan kepada satu sosok presiden saja.
"Jangan salah siapa presidennya, masa satu presiden bertanggung jawab atas semua? Ini banyak blunder," tandasnya.