nasional

Beda Sritex yang Pailit Gegara Utang, PT Sanken Indonesia Justru Terkendala Pengembangan Produk

Sabtu, 1 Maret 2025 | 04:50 WIB
Sama-Sama Tutup Tapi Nasib Berbeda! Sritex Bangkrut karena Utang, PT Sanken Indonesia Justru Terhambat Inovasi dari Perusahaan Induk (Foto: Logo PT Sri Rejeki Isman, Sritex (kiri) dan para karyawan Sritex (kanan)/Dok. Sritex - Sanken )

Kebangkrutan Sritex ada dalam putusan PN Semarang atas perkara nomor 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg.

Sritex dinyatakan pailit karena tak mampu melunasi utang dan digugat oleh IBR.

Baca Juga: Prabowo: Kita Bersyukur atas Pengabdian Semua Presiden

Sritex juga tercatat memiliki utang sebesar Rp101,30 miliar kepada IBR, atau setara 0,38 persen dari total liabilitas perseroan.

Selain Sritex yang tutup total pada 1 Maret 2025, terdapat pula kabar PT Sanken Indonesia yang akan ditutup pada Juni 2025 mendatang.

Sanken: Terkendala Pengembangan Produk

Baca Juga: Wakil Bupati Bantaeng Bergabung di Magelang, Perkuat Sinergi Lewat Retreat Kepemimpinan

Dalam kesempatan berbeda, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan tiga alasan pabrik PT Sanken Indonesia tutup pada Juni 2025 mendatang.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta menyebut alasan pertama penutupan merupakan permintaan langsung dari perusahaan induknya di Jepang, Sanken Electric.

Baca Juga: Sritex PHK 8.400 Karyawan Dinyatakan Resmi Tutup Total 1 Maret 2025, Ketua SPSI Ungkap Perkara Gaji Molor

"Berdasarkan keputusan perusahaan induk di Jepang, pada Februari 2024 ini telah diputuskan dan diinformasikan kepada customer dan karyawan bahwa PT Sanken Indonesia akan stop line production pada Juni 2025," kata Setia dalam pernyataan resmi di Jakarta, pada 22 Februari 2025.

Terdapat alasan kedua, yakni tidak ada dukungan pemutakhiran desain dan teknologi dari induk perusahaan di Jepang akibat penjualan divisi terkait.

Baca Juga: Menteri ESDM Tegaskan Pengelolaan Tambang Harus Pelibatan Perusda Bersama Perusahaan Lokal

Setia menjelaskan, pada periode 2017–2019, divisi terkait power supply dan transformator di perusahaan induk dijual kepada grup perusahaan lain di Jepang. Namun, kepemilikan PT Sanken Indonesia tidak ikut berpindah.

"Sehingga berakibat tidak ada lagi dukungan pemutakhiran desain dan teknologi produk terhadap PT Sanken Indonesia dari perusahaan induk di Jepang," terangnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB