Ali Khomsan menambahkan bahwa penyusunan menu untuk balita harus memperhatikan tekstur dan rasa makanan agar sesuai dengan preferensi mereka.
“Anak-anak usia ini perlu makanan bergizi untuk mendukung tumbuh kembang mereka, terutama otak dan tubuh,” tuturnya.
Program MBG juga bertujuan untuk memastikan kebutuhan gizi anak-anak terpenuhi dengan baik, khususnya di masa-masa awal pertumbuhan yang sangat penting bagi perkembangan fisik dan mental mereka.
Baca Juga: Heboh! Camat Buka Suara Soal Perempuan di Balik Meja Kantornya, Fakta Baru Terkuak
Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
Dalam pelaksanaannya, makanan bergizi akan disalurkan melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) ke ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Dedek Uki Prayudi, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, menjelaskan bahwa penyaluran ini dilakukan dengan dua skema.
“Distribusinya melalui posyandu ada dua skema, yaitu skema pertama posyandu mengantarkan makanan ke rumah-rumah penerima manfaat, dan ada skema dua ibu-ibu penerima manfaat datang ke posyandu,” ungkap Dedek kepada awak media.
Baca Juga: Menu Susu di Program Makan Bergizi Gratis di Tiadakan, Istana Beralasan Seperti Ini
“Tetapi skema dua ini tentu saja tidak bisa dilakukan kepada Ibu-ibu yang kehamilannya sudah sangat besar, karena mobilitasnya harus dibatasi,” tambahnya Dedek.
Dedek mengungkapkan bahwa kader posyandu akan dilibatkan secara aktif untuk menjemput dan mengantarkan makanan.
Hal ini karena program ini juga dirancang untuk mengoptimalkan peran posyandu di masyarakat.
“Setelah itu, kader-kader posyandu juga lah yang kemudian menjemput tray-tray makanan tadi dari rumah-rumah,” kata Dedek.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan semua penerima manfaat, terutama yang berada di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan mobilitas, tetap mendapatkan akses ke makanan bergizi.