Ajak Masyarakat Pilih Jalan Tengah dan Rekonsiliasi, Fahri Hamzah: Tinggalkan Kepingan Kemarahan dan Kekecewaan

photo author
- Senin, 29 Januari 2024 | 14:51 WIB
Ajak Masyarakat Pilih Jalan Tengah dan Rekonsiliasi, Fahri Hamzah: Tinggalkan Kepingan Kemarahan dan Kekecewaan
Ajak Masyarakat Pilih Jalan Tengah dan Rekonsiliasi, Fahri Hamzah: Tinggalkan Kepingan Kemarahan dan Kekecewaan

Sulawesinetwork.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah mengajak masyarakat untuk menggunakan akal sehat dan kepala dingin dalam memilih Presiden pada 14 Februari mendatang.

Menurutnya, Indonesia saat ini membutuhkan jalan tengah berupa rekonsiliasi dan persatuan nasional yang akan sangat menentukan sejarah bangsa kedepan.

Fahri Hamzah menjelaskan jalan tengah yang dimaksudnya adalah upaya untuk bersatu dalam arti tidak ekstrem ke kanan atau ke kiri, serta mendahulukan kepentingan rakyat.

Baca Juga: AkuGanjar Gelar Mental Health yang Kini Jadi Daya Tarik Ganjarisasi Senopati

Hal ini menurut Fahri sangat terlihat dalam proses bersatunya Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.

"Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu, 28 Januari 2024.

"Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.

Baca Juga: Ditengahi Sekda Bulukumba, Daud Kahal Klaim Minta Inspektorat Lakukan Pendalaman Dugaan SPj Fiktif

Fahri pun menyebut relevansi langkah pemerintahan program kerja yang dicanangkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran dalam melanjutkan upaya mendorong kemajuan negara.

Dengan demikian, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan.

"Seperti hilirisasi, seperti rencana untuk memberikan intervensi nutrisi dan gizi pada rakyat Indonesia," jelas Fahri.

Baca Juga: Petani Kahayya Antusias Sambut Pembentukan MPIG Kopi Arabika yang Dipimpin Marsan

"Ini adalah revolusi kebijakan yang banyak negara tidak suka tentunya. Banyak negara-negara lain yg melihat jejak Indonesia menjadi negara maju, jadi negara kuat, jadi negara superpower itu terlihat di depan mata," tambahnya.

Lebih lanjut, Fahri juga mengatakan kemerdekaan Indonesia bukan hadiah dari bangsa lain. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa menjadi berdaya merupakan bagian dari usaha menjaga kedaulatan, di mana setiap keputusan pro rakyat hanya bisa diambil oleh pemimpin yang berani.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hendrawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Asuransi, Pilar Proteksi di Tengah Cuaca Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:35 WIB
X