SULAWESI NETWORK - Pada sebuah perjodohan biasanya ada pihak-pihak yang tidak setuju termasuk orang yang akan di jodohkan.
Ada beberapa hal mengakibatkan pihak yang akan dijodohkan tidak setuju, salah satunya karena dipaksakan. Lantas bagaimana jika seorang anak harus melawan orang tuanya karena dia akan dijodohkan?.
Di dalam Islam setiap anak diwajibkan untuk tidak durhaka pada orang tuanya, bahkan untuk mendapatkan ridho Allah tergantung pada ridho orang tua sebagaimana dengan sabda dari Rasulullah SAW sebagai berikut.
“Ridho Allah terdapat pada ridho orang tua, dan murka Allah juga terdapat pada murkanya orang tua” (HR. Tirmidzi).
Quraish Shihab menjelaskan bahwa seorang anak berhak untuk memberi penolakan kepada orang tuanya karena tidak ingin dijodohkan. Penolakan tersebut juga termasuk dalam hak anak.
“Satu anak dipaksa kawin oleh ayahnya, boleh ndak anak berkata saya tidak mau?, boleh itu hak anak,” ucap Quraish Shihab.Dilansir Sulawesi Network dari kanal YouTube Najwa Shihab.
“Tetapi seandainya sang anak ini setelah diberi hak untuk menolak tetapi menerima demi menyenangkan orang tuanya disini dia ridho Allah diperoleh karena dia memenuhi apa yang meridhoi orang tuanya,” lanjutnya.
Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ridho Allah pada ridho orang tua jika sesuai dan tidak bertentangan dengan yang diperintahkan Allah.
Baca Juga: Viral di TikTok, Ternyata Ini Sosok Corla Ratu Jreng
Bukti dari bakti anak terhadap orang tua tidak harus mengorbankan hak-hak asasi dari anak tersebut, dimana Quraish Shihab menjelaskan bahwa jika orang tua memaksakan pendapatnya kepada sang anak hal tersebut tidak termasuk sebagai bagian dari bakti.
Dimana Quraish Shihab juga menyebutkan bahwa salah satu hak seorang anak adalah memilih jodoh
“Salah satu hak anak itu adalah memilih jodohnya,sehingga ayah tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada anaknya dalam konteks menikahkan nya,” ucap Quraish Shihab.
Sebagaimana dalam satu riwayat saat ada seorang anak perempuan di sebuah keluarga mendatangi Sayyidah Aisya dan mengadu bahwa dia dipaksa oleh ayahnya untuk menikah dengan orang yang tidak disetujui, dimana tujuan pemuda tersebut ingin menikahinya adalah untuk menaikkan derajat. Sayyidah Aisya pun menyampaikan kepada Nabi SAW mengenai pengaduan gadis tersebut, dengan begitu Nabi mengundang ayah dari gadis itu.