SULAWESI NETWORK - Berikut ini penjelasan Gus Baha tentang tauhid dari pendekatan ilmu matematika.
Sebagaimana dikutip dari kanal youtube Santri Gayeng menjelaskan tauhid dari pendekatan ilmu matematika.
Gus Baha mengawali dengan mengatakan bahwa 0 itu akal-akalannya Khowarizm, karena dia kebingungan menulis 10.
Menurutnya angka itu tetap dimulai dari 1, meski dari pecahan tetap di awali dari angka 1.
"Tapi tetap angka itu dimulai dari 1, kalau satu sulit untuk memulai pecahan, ya harus dimulai dari 0,1, tidak bisa kalau cuma nol saja", kata Gus Baha.
Jadi menurutnya, nol itu dukunya untuk mematahkan kalau jumlah itu tidak sampai 1, tapi faktanya jumlah itu kan pasti satu, karena dimulai dari wajibul wujud.
"Khowarizm itu pinter matematika, saya juga punya ilmu hisabnya khowarizm. Itu kan dia karena kebingungan angka pecahan", kata Gus Baha.
Lanjut Gus Baha, misalnya, 1 tidak sampai 2, mau tidak mau harus di tulis 1,5. Lalu kalau sebelum 1 tetap dia harus tulis 0,5. Lalu hakekat 0,5 itu kan bagian dari wujud atau ketiadaan? Tetap bagian dari wujud. Jadi 0,5 itu kan khayal kuliyah.
"Sesuatu yang sudah kamu putuskan itu satuannya satu. Tentu ketika baru separuh kamu katakan baru separuh", katanya.
Menurutnya angka pecahan pun yang dimulai dari 0 tetap harus dilekatkan pada sesuatu yang wujud, karenanya tidak bisa sesuatu dimulai dari 0.
"Jadi dari 0,5 itu tetap menunjuk sesuatu yang wujud, yaitu 5, sebetulnya 5 yang separuh tadi, tetap tidak bisa sesuatu itu dimulai dari 0", terangnya.
Maka menurutnya Gus Baha, Abdul Hamid Khan dalam mendidik tauhid itu gampang saja, alam raya ini sudah wujud, jika sudah wujud pasti disebabkan oleh sesuatu yang wujud.
"Karena wujud itu pencipta maka harus berstatus prima, prima itu yang kita sifati wajibul wujud, atau terserah kamu katakan apa, causa prima atau musabbibul asbab",
Menurutnya kesalahan kita dalan berislam itu kritiknya para ulama, kita ini menyebut Allah dulu baru menceritakan status Allah.