Sulawesinetwork.com - Setelah satu dekade berkiprah, Makassar Biennale bersiap kembali dengan tema baru yang penuh semangat: REVIVAL.
Sejak berdiri pada 2015, acara ini selalu berlandaskan pada tema abadi maritim. Lebih dari sekadar simbol geografis, maritim telah menjadi karakter dan fondasi kuratorial yang menghubungkan seni rupa kontemporer dengan kekayaan sejarah, budaya, dan cara hidup masyarakat pesisir di Indonesia Timur.
Baca Juga: Studi Ungkap Keseringan Konsumsi Pemanis Buatan Bikin Otak Menua 1,6 Kali Lebih Cepat
Maritim adalah metafora tentang pertukaran, keterhubungan, dan perlintasan yang membentuk identitas kawasan selama berabad-abad.
Memasuki tahun ke-10, Makassar Biennale 2025 hadir dengan tema REVIVAL! Pilihan tema ini mencerminkan semangat kebangkitan.
Kebangkitan ini lahir dari pengalaman kolektif pascapandemi, dinamika sosial-politik di kawasan, dan kebutuhan untuk menghidupkan kembali ekosistem seni rupa di Makassar dan Indonesia Timur.
"Revival" adalah seruan untuk menumbuhkan kembali energi yang sempat redup, menghidupkan ruang yang senyap, dan memperbarui dialog antara seniman, masyarakat, serta lingkungan maritim yang menjadi identitas utama Makassar Biennale.
Baca Juga: Penyaluran Beras SPHP Jadi Sorotan, Inflasi Pangan Diklaim Turun
Dengan mengangkat "REVIVAL", Makassar Biennale ingin menegaskan bahwa perjalanan seni tidak pernah lurus. Perjalanan itu penuh pasang surut, layaknya ombak di laut.
Kebangkitan yang dimaksud bukan sekadar mengulang apa yang pernah ada, melainkan membayangkan ulang cara berjejaring, berkarya, dan membangun komunitas di tengah tantangan baru.
Baca Juga: 6 Tips Lipstik Awet Tanpa Reapply Berulang, Jaga Penampilan Tetap On Point Seharian!
Dalam bingkai maritim, "revival" berarti membuka kembali jalur-jalur perlintasan pengetahuan, budaya, dan solidaritas yang melintasi pulau, kota, bahkan bangsa. (*)