Namun, perubahan tersebut menimbulkan banyak protes dari masyarakat.
Akhirnya, pada tanggal 13 Oktober 1999, nama Ujung Pandang dikembalikan lagi menjadi kota Makassar.
Baca Juga: Kuliner Khas Berbahan Dasar Kuda Kabupaten Jeneponto: Ada Ganja Makanan Khas Kaum Bangsawan
2. Motto Unik: Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Pantai
Makassar memiliki motto yang sangat unik, yaitu "Sekali layar terkembang pantang biduk surut ke pantai."
Motto Itu diambil dari kehidupan nelayan yang berarti "Lebih memilih tenggelam di lautan daripada harus kembali lagi ke pantai tanpa hasil.”
Penduduk lokal menerjemahkannya sebagai kepribadian pantang mundur.
Dalam kehidupan sosial, ini dapat diartikan sebagai ketika suatu keputusan telah diambil, seharusnya tak ada lagi keraguan.
3. Aksara Lontara
Tak hanya memiliki sejarah dan budaya yang kaya, Makassar juga memiliki aksara tradisional yang sangat khas, yaitu aksara lontara.
Aksara Lontara ini telah menjadi salah satu identitas wilayah ini.
Lontara sendiri berasal dari kata lontar, tumbuhan asal Sulawesi Selatan.
Aksara lontara terdiri dari 23 huruf untuk Lontara Bugis dan 19 huruf untuk Lontara Makassar.
Perbedaan keduanya, yakni pada Lontara Bugis dikenal huruf ngka’, mpa’, nca’, dan nra’, sedangkan di Lontara Makassar, huruf tersebut tidak ada.
Bentuk dasar aksara Lontara berasal dari filosofi sulapa’ appa’ walasuji.