Perjalanan ini terjadi pada abad ke-17 ketika Arung Palakka dan pengikutnya dikejar oleh pasukan Kerajaan Gowa.
Karena itu, Bone juga dikenal dengan sebutan Bumi Arung Palakka.
Ia memimpin kerajaannya merdeka dari Kesultanan Gowa pada 1666 saat masih bergelar pangeran. Arung Palakka bekerja sama dengan Belanda untuk melawan Sultan Hasanuddin merebut Makassar.
Raja yang telah memerintah sebagai Raja Bone dengan diberi gelar 'Mangkau'.
Baca Juga: Segera Cek! Dana Bos SD, SMP, SLB, SMA, SMK Tahap 1 Tahun 2023 Telah Cair
Budaya masyarakat Bone demikian Tinggi mengenai sistem norma atau adat berdasarkan Lima unsur pokok masing-masing : Ade, Bicara, Rapang, Wari dan Sara yang terjalin satu sama lain, sebagai satu kesatuan organis dalam pikiran masyarakat yang memberi rasa harga diri serta martabat dari pribadi masing-masing.
Kesemuanya itu terkandung dalam satu konsep yang disebut “ Siri “merupakan integral dari ke Lima unsur pokok tersebut diatas yakni pangadereng ( Norma adat), untuk mewujudkan nilai pangadereng maka rakyat Bone memiliki sekaligus mengamalkan semangat/budaya:
Sipakau artinya : Saling memanusiakan , menghormati / menghargai harkat dan martabat kemanusiaan seseorang sebagai mahluk ciptaan ALLAH tanpa membeda – bedakan, siapa saja orangnya harus patuh dan taat terhadap norma adat/hukum yang berlaku.
Baca Juga: Idul Adha 2023! Jangan Asal Menyembelih Hewan Kurban, Begini Caranya Menurut Syariat Islam
Sipakalebbi artinya : Saling memuliakan posisi dan fungsi masing-masing dalam struktur kemasyarakatan dan pemerintahan, senantiasa berprilaku yang baik sesuai dengan adat dan budaya yang berlaku dalam masyarakat
Sipakainge artinya: Saling mengingatkan satu sama lain, menghargai nasehat, pendapat orang lain, manerima saran dan kritikan positif dan siapapun atas dasar kesadaran bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kekhilafan Dengan berpegang dan berpijak pada nilai budaya tersebut diatas, maka system pemerintahan Kerajaan Bone adalah berdasarkan musyawarah mufakat.
Adapun motto Kabupaten Bone yaitu Sumange Tealara.
Baca Juga: Gegara Paspor Ternyata Sebabnya Messi Batal ke Indonesia? Begini Penjelasannya
Kata Sumange dalam bahasa Bugis merupakan ungkapan yang menggambarkan di mana terjadi interaksi antara jiwa dan raga pada situasi tertentu sehingga menimbulkan efek perasaan senang, bahagia, dan bersemangat.