Sulawesinetwork.com - Aktor senior Malaysia, Faizal Hussein, kembali menjadi buah bibir publik berkat perannya yang berani dan kontroversial dalam serial religi terbaru berjudul 'Bidaah'.
Tayang sejak 6 Maret 2025 di platform Viu, serial ini langsung mencuri perhatian, terutama karena karakter yang diperankan Faizal, Walid Muhammad Mahdi Ilman, seorang pemimpin sekte sesat yang mengaku sebagai Imam Mahdi, sosok juru selamat umat Islam di akhir zaman.
Peran yang sarat akan isu sensitif ini sontak memicu perdebatan hangat di kalangan penonton Malaysia.
Baca Juga: Polres Bulukumba Gelar Ramah Tamah dan Apel Farewell, Tradisi Pergantian Kepemimpinan
Jalan cerita yang dianggap berani dan adegan-adegan yang "menantang" norma menjadi sorotan utama. Namun, bagi Faizal Hussein sendiri, kontroversi bukanlah hal yang mengejutkan.
Aktor kawakan berusia 57 tahun ini mengaku telah mempersiapkan diri sejak awal atas segala reaksi yang mungkin timbul.
"Saya tidak pernah merasa tertekan dengan pekerjaan saya. Anak-anak juga tidak tertekan dan mereka tidak peduli. Mereka tampaknya mengerti," ungkap Faizal Hussein, seperti dilansir dari Harian Metro pada Jumat (11/4/2025), menunjukkan ketenangan dalam menghadapi potensi polemik.
Baca Juga: Syafruddin Mualla Lantunkan Ajakan Menggugah: Saudagar Bugis-Makassar, Pulanglah Bawa Investasi!
Sebagai aktor dengan segudang pengalaman di industri perfilman dan pertelevisian, Faizal justru melihat peran-peran kontroversial sebagai medium yang kuat untuk menyampaikan pesan mendalam.
Baginya, menampilkan keburukan adalah cara efektif untuk menyadarkan masyarakat agar tidak terjerumus dalam ajaran sesat.
"Bagi saya, untuk menyadarkan seseorang, kita harus tunjukkan dulu hal-hal yang buruk, baru orang akan sadar dan tidak mengikuti ajaran sesat," tegasnya, menjelaskan perspektifnya dalam membawakan karakter Walid.
Lebih lanjut, Faizal mengungkapkan bahwa naskah serial 'Bidaah' garapan sutradara ternama Eirma Fatima terinspirasi dari kisah nyata.
Hal ini menuntutnya untuk melakukan pendekatan akting dan karakterisasi secara maksimal, termasuk dalam menghadapi adegan-adegan sensitif yang melibatkan sentuhan fisik dan hubungan intim.