Penjelasan dari manajemen menguak akar permasalahan: kelalaian internal.
Seorang petugas diketahui memutar sebuah playlist "bebas hak cipta (no copyright)" tanpa melakukan pengecekan menyeluruh terhadap isinya.
Baca Juga: Helmy Yahya 'Curhat' Senasib dengan Ridwan Kamil, Soroti Super Air Jet: Prioritaskan Penumpang!
“Hasil evaluasi internal menyimpulkan bahwa kejadian ini berasal dari kelalaian petugas yang memutar salah satu playlist bebas hak cipta (no copyright) tanpa melakukan pengecekan menyeluruh," lanjut pernyataan resmi tersebut.
Manajemen GBK juga menambahkan bahwa setelah satu rangkaian playlist selesai, aplikasi secara acak memutar audio lain yang tidak layak didengar di ruang publik, dan itu bukan berasal dari daftar kurasi resmi GBK.
Sebagai kompleks olahraga dan rekreasi kebanggaan bangsa yang dikelola oleh Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK) di bawah naungan Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia (Kemensetneg RI), insiden ini tentu menjadi sorotan serius.
Baca Juga: Angin Segar di Lapas Bulukumba: Lima Penjaga Tahanan CPNS Baru Resmi Bertugas dengan Semangat Penuh
Pihak manajemen memastikan akan segera melakukan evaluasi dan pengetatan prosedur pemutaran audio. Tujuannya jelas, agar insiden memalukan serupa tidak terulang kembali, dan kenyamanan masyarakat di ruang publik tetap terjaga.
Insiden ini menjadi pengingat penting akan pentingnya pengawasan detail, bahkan dalam hal yang terkesan sepele sekalipun, di fasilitas publik yang menjadi wajah ibukota.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pengelola ruang publik lainnya.(*)
