Bukan Karena Serangan Burung, Ternyata Ini Dalang Pesawat Jeju Air Kecelakaan Hingga Adanya Ancaman Ledakan Bom

photo author
- Selasa, 31 Desember 2024 | 14:09 WIB
Bangkai Pesawat Jeju Air di Bandara Muan, Korea Selatan
Bangkai Pesawat Jeju Air di Bandara Muan, Korea Selatan

Sulawesinetwork.com - Serangan burung atau bird strike disebut sebagai penyebab jatuhnya Jeju Air yang terbang dari Bangkok, Thailand ke Korea Selatan pada Minggu, 29 Desember 2024. 

Namun, baru-baru ini diungkapkan bahwa sebelum Jeju Air mengalami kecelakaan, armada ini ratusan kali mendapat ancaman bom melalui email.

Polisi Korea Selatan menyelidiki laporan soal surat elektronik (e-mail) berisikan ancaman yang mengklaim bahwa kecelakaan pesawat Jeju Air pada Minggu (29/12) adalah perbuatan yang disengaja oleh pengirim.

Baca Juga: Selain Pesta Kembang Api, Menyantap Makanan Ini Ternyata Dapat Membawa Keberuntungan di Malam Tahun Baru 2025

Kepolisian mencatat surel ancaman itu dikirim kepada Kementerian Kehakiman. Seorang pegawai kementerian melaporkan telah menerima surel berisi ancaman tersebut pada Senin (30/12) sekitar pukul 08.50 pagi waktu lokal.

"Saya menerima e-mail yang mengklaim kecelakaan Jeju Air adalah perbuatan mereka," bunyi laporan pegawai kementerian tersebut saat melapor kepada polisi seperti dikutip kantor berita Korsel, Yonhap.

Selain klaim tersebut, surel misterius itu juga mengancam akan meledakkan bom berkekuatan tinggi di beberapa pusat kota-kota besar di Korea Selatan hari pada malam pergantian Tahun Baru 2025 hari ini, Selasa (31/12).

Baca Juga: Terkuak! Kasus Korupsi DAK Dinas Perpustakaan Maros, 5 Orang Ditetapkan Sebagai Tersangka

E-mail tersebut ditulis dalam bahasa Jepang dan Inggris, dan dikirim oleh seseorang asal Jepang bernama Takahiro Karasawa.

Nama yang sama juga digunakan oleh pengirim e-mail ancaman serangan bom terhadap beberapa fasilitas publik di negara ini pada Agustus lalu.

Pada saat itu, seorang pengacara dengan nama asli Takahiro Karasawa mengunggah pernyataan klarifikasi di media sosial bahwa nama dan identitasnya telah dicatut dan digunakan tanpa izin.

"Sepertinya nama saya digunakan tanpa izin," bunyi pernyataan Karasawa.

Polisi pun menduga ini adalah ulah seorang ekstremis.

Dikutip media lokal Chosun Biz, Unit Investigasi Siber Kepolisian Metropolitan Seoul saat ini sedang menyelidiki e-mail misterius terbaru ini dan memeriksa kemungkinan bahwa ancaman ini adalah perbuatan pelaku yang sama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sytha AR

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X