Sebagai contoh, saat pengguna ChatGPT bertanya untuk merencanakan perjalanan empat hari ke Singapura, chatbot asal AS itu memberikan saran untuk memesan kamar di beberapa hotel, lengkap dengan perkiraan biaya menginap, transportasi, makan, hingga aktivitas selama di sana.
Sementara, DeepSeek memberikan rekomendasi dan harga yang dinilai kurang terperinci saat diberikan pertanyaan serupa.
AI buatan China itu tidak merekomendasikan hotel, namun poin plusnya, DeepSeek memberikan saran restoran sekaligus menu yang wajib dicoba kepada pengguna.
Biaya Operasional DeepSeek Lebih Murah Ketimbang ChatGPT
Dilansir dari Reuters, DeepSeek dan ChatGPT sama-sama mempunyai versi gratis yang menawarkan layanan yang serupa.
Baca Juga: Penyidik Polres Majene Diduga Salah Menerapkan Pasal, Irwasda dan Propam Diminta Ambil Alih
Layanan umum itu mulai dari menjawab pertanyaan hingga memberikan bantuan untuk memecahkan masalah yang diungkap pengguna.
Di sisi lain, kedua layanan AI itu pun mempunyai versi yang berbayar. DeepSeek dinilai lebih hemat ketimbang ChatGPT.
Biaya langganan ChatGPT mulai dari 20 dolar AS per bulan atau setara Rp323 ribu per bulan, sedangkan DeepSeek lebih terjangkau dengan harga sekitar 0,50 dolar AS per bulan atau sekitar Rp8.000 per bulan.
Baca Juga: Ini Sosok Syahruni Haris, Wakil Ketua DPRD yang Menarik Perhatian Usai Bantah Telur Busuk di MBG
Itulah ulasan terkait kelebihan dan kekurangan DeepSeek buatan China dengan ChatGPT asal AS bagi para pengguna.
Perkembangan teknologi masa kini yang dinamis, membuat kemungkinan adanya perubahan model dan teknis kedua layanan AI itu sejak artikel ini tayang. (*)