Sulawesinetwork.com - Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) bersama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Penguatan Tata Kelola Pengunjung di Destinasi Pariwisata Labuan Bajo”.
Kegiatan ini berlangsung di Zasgo Hotel, Labuan Bajo, pada Sabtu (5/7) siang, dengan tujuan membahas strategi manajemen pengunjung sebagai bagian penting dari pembangunan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan di Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo Flores.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, dalam keynote speech-nya, menekankan bahwa Labuan Bajo telah menjadi sorotan nasional.
Baca Juga: Bupati Andi Utta Lakukan Mutasi, 21 Pejabat Administrator Pemkab Bulukumba Bergeser, Ini Daftarnya
Ia menggarisbawahi pentingnya penyebaran kunjungan wisatawan ke luar zona Taman Nasional Komodo (TNK) dan penguatan regulasi berbasis daya dukung serta daya tampung kawasan.
Menurut Hariyanto, isu kunjungan wisatawan di Labuan Bajo sudah cukup jelas, dengan 18% kunjungan sudah menuju mainland (daratan) Labuan Bajo dan sekitarnya.
Namun, isu terpenting saat ini adalah visitors management. Fokus Indikator Kinerja Utama (IKU) pariwisata Labuan Bajo bukan hanya meningkatkan jumlah kunjungan, tetapi juga memastikan kunjungan wisatawan tidak hanya terkonsentrasi di dalam kawasan TNK, melainkan juga menyebar ke mainland lain, terutama wilayah sekitar Labuan Bajo.
Baca Juga: Bupati Andi Utta Mutasi 23 Pejabat Pengawas Pemkab Bulukumba, Ini Daftarnya
"Diskusi kita hari ini adalah untuk lebih mendalami bagaimana strategi kita bersama untuk mengelola pengunjung di Labuan Bajo Flores. Apa yang Kementerian Pariwisata lakukan hari ini sejalan dengan strategi Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat agar ada upaya-upaya strategis dan komitmen bersama untuk menjawab tantangan persebaran wisatawan di luar kawasan TNK," ungkap Hariyanto.
Ia menambahkan bahwa Kemenpar akan melakukan kajian spesifik terkait carrying capacity di kawasan TNK sebagai bentuk antisipasi terhadap over-concentrated wisatawan seperti yang terjadi di Bali.
Tantangan Persebaran Wisatawan dan Proporsi Kunjungan Asing
Baca Juga: Mentan Amran Wanti-wanti Pengusaha Beras Nakal: Satgas Pangan Akan Pantau Hingga Daerah
Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Fransiskus Sales Sodo, saat membuka kegiatan FGD, menyampaikan pentingnya menjaga keseimbangan antara peningkatan kunjungan dan pemerataan wisatawan agar tidak terkonsentrasi di dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).
"Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana meningkatkan kunjungan wisata di luar kawasan TNK. Perbandingan kunjungan di Labuan Bajo saat ini adalah 18% di luar wilayah TNK dan 82% masih terkonsentrasi di dalam kawasan TNK," jelas Frans.