Sulawesinetwork.com - Dana Moneter Internasional (IMF) baru saja merilis laporan terbarunya pada 5 Juni 2025, yang merinci daftar negara dengan utang terbesar kepada lembaga keuangan internasional ini.
Laporan ini menyoroti bagaimana sejumlah negara terus bergantung pada pinjaman IMF untuk menopang ekonomi mereka yang sedang goyah.
Sebagai catatan, pinjaman dari IMF tidak dicatat dalam mata uang konvensional seperti dolar AS atau euro, tetapi menggunakan Special Drawing Rights (SDR) atau Hak Penarikan Khusus.
Baca Juga: Sudah 35 Tahun? Siap-Siap Gagal Daftar CPNS Selamanya!
SDR merupakan aset cadangan internasional yang nilainya ditentukan dari gabungan lima mata uang utama: dolar AS, euro, yuan China, yen Jepang, dan poundsterling Inggris.
Per 23 April 2025, nilai tukar 1 SDR setara dengan US$ 1,357340.
SDR digunakan IMF sebagai satuan akun untuk transaksi antarnegara anggotanya dan bukan mata uang yang beredar secara fisik.
Baca Juga: CPNS 2025 Ditiadakan? Ini Fakta Mengejutkan Dari Pemerintah
Argentina: Utang Tertinggi, Ketergantungan Yang Mengakar
Argentina kembali menduduki posisi puncak dengan total utang mencapai 40,26 miliar SDR, menjadikannya negara dengan utang terbesar kepada IMF.
Kondisi ini mencerminkan sejarah panjang Argentina yang kerap mengandalkan IMF sejak tahun 1980-an untuk mengatasi krisis ekonomi, inflasi tinggi, dan instabilitas fiskal.
Baca Juga: Rayakan Idul Adha 2025 dengan Berbagi, Mentan Amran Perang Lawan Mafia Pangan!
Namun, tingginya ketergantungan ini justru menimbulkan kekhawatiran terhadap keberlangsungan reformasi ekonomi yang seringkali menjadi syarat pencairan dana oleh IMF.
Di posisi kedua, Ukraina memiliki utang sebesar 10,74 miliar SDR, sebagian besar disebabkan oleh kebutuhan mendesak untuk menstabilkan fiskal di tengah konflik berkepanjangan.