Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor dapat memiliki efek nematisida, yaitu dapat membunuh atau mengendalikan nematoda.
Nematoda adalah kelompok mikroskopis yang dapat menyebabkan kerusakan pada akar tanaman.
Biopestisida Alami:
Daun kelor dapat dianggap sebagai biopestisida alami karena sifatnya yang dapat membunuh atau mengendalikan organisme pengganggu tanaman.
Baca Juga: Dua Pelaku Curnak di Bulukumba Diamankan, Barang Bukti Empat Ekor Sapi Berhasil Diamankan
Penggunaan bahan-bahan alami seperti daun kelor dapat menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pestisida kimia.
Penggunaan sebagai Mulsa:
Daun kelor yang dihancurkan atau dikomposkan dapat digunakan sebagai mulsa. Mulsa ini dapat membantu mengontrol pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban tanah, dan mencegah penyebaran penyakit tanah.
Penggunaan sebagai Ekstrak Cair:
Ekstrak cair dari daun kelor dapat digunakan untuk menyemprotkan tanaman sebagai cara untuk mengendalikan hama dan penyakit.
Namun, penggunaan ekstrak perlu dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan tanaman atau pertumbuhan yang tidak diinginkan.
Penting untuk diingat bahwa meskipun daun kelor dapat memberikan beberapa manfaat dalam pengendalian hama dan penyakit, penggunaannya tidak selalu menggantikan metode pengendalian hama dan penyakit yang lebih komprehensif.
Integrasi berbagai strategi pengendalian seperti rotasi tanaman, kebersihan lingkungan, dan pemilihan varietas tanaman yang tahan penyakit tetap penting dalam manajemen kebun atau pertanian yang sehat.
Sebelum menggunakan daun kelor untuk pengendalian hama dan penyakit, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan berkonsultasi dengan ahli pertanian atau pakar tanaman setempat.(*)