Indonesia tidak pertama kali diterpa El Nino. Indonesia perna diterpa peristiwa terparah ditahun 2015 silam.
Baca Juga: Tahun Depan Tukin Bakal Dihapus, Ada Skema Baru Bagi Penerima, Berikut Penjelasannya
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis ditahun 2015, Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara baik Barat maupun Timur mengalami defisit air hingga 20 miliar meter kubik.
Sementara itu, lebih dari 111 ribu hektar lahan pertanian juga mengalami kekeringan. Saat itu Indonesia tampaknya memang belum siap menghadapi dampak El Nino.
El Nino di bulan Agustus yang terjadi di proyeksi masih bisa dimafaatkan pemerintah dengan mengedukasi masyarakat sekaligus melakukan modifikasi teknologi hujan.
Jika pemerintah tidak mempersiapkan lebih matang, Indonesia dimungkinkan mengalami resiko kekeringan dengan menurunya curah hujan di berbagai daerah.
Akibat dari itu, sejumlah hutan dilahan gambut mudah terbakar yang menghasilkan kabut asap yang berbahaya untuk kesehatan.
Bukan hanya itu, sektor pertanian juga akan mengalami dampak yang parah dengan berkurangnya jumlah pengairan berkurang.
Jika dibiarkan, ini bisa menyebabkan gagal panen pada jagung, padi, dan komunitas pertanian lainnya.
Bahkan sektor perikanan karena perubahan suhu di permukaan air laut. Ini akan mengurangi populasi ikan tertentu.
Masalah kesehatan karena kondisi cuaca yang ekstrem bisa membuat manusia lebih rentan terkena penyakit.(*)
