Sulawesinetwork.com - Di tengah tekanan ekonomi dan inflasi, banyak orang, terutama Generasi Z (Gen Z), mencari cara untuk menghibur diri.
Fenomena ini, yang merupakan perkembangan dari konsep lipstick effect, kini dikenal sebagai treatonomics.
Treatonomics adalah perpaduan antara nostalgia dan gaya hidup digital, di mana nilai suatu barang tidak hanya dilihat dari fungsi atau kebutuhannya, tetapi juga dari pengalaman dan makna emosional yang melekat padanya.
Baca Juga: Terobosan Transportasi, Pemprov Sulsel Launching Pesawat Amfibi di CPI Makassar
Contohnya adalah mainan edisi terbatas seperti Labubu, tiket konser, atau merchandise unik lainnya.
Mengapa Gen Z Terlibat dalam Treatonomics?
Menurut laporan AInvest, Gen Z memiliki peran besar dalam fenomena ini. Perilaku belanja mereka dipengaruhi oleh tiga faktor utama:
- Nostalgia Modern: Mereka mencari barang yang mengingatkan pada masa lalu, tetapi dengan sentuhan modern.
- Pengaruh Media Sosial: Media sosial menjadi sarana efektif untuk menyebarkan tren, dari yang kecil hingga menjadi fenomena global.
- Aset Investasi: Banyak Gen Z yang melihat koleksi sebagai aset investasi yang bisa meningkatkan nilai di masa depan.
Baca Juga: Rakernas NasDem di Makassar, Gubernur Sulsel Apresiasi Komitmen untuk Pembangunan Daerah
Ditambah dengan strategi kelangkaan dan _fear of missing out_ (FOMO), mereka terdorong untuk membeli barang berulang kali.
Bagi sebagian Gen Z, membeli "kemewahan kecil" seperti Labubu adalah cara untuk menjaga kewarasan di tengah kondisi ekonomi yang sulit.(*)