Hal ini memicu pertanyaan besar mengenai dasar legalitas permintaan fasilitas negara untuk agenda yang melibatkan keluarga pejabat, dalam hal ini istri Menteri.
Banyak netizen menilai bahwa kunjungan istri menteri seharusnya tidak membebani anggaran negara, apalagi jika tidak ada urgensi yang jelas terkait kepentingan publik. Berbagai komentar pedas membanjiri media sosial:
"Bu, urus saja Dharma Wanita di kementerian sendiri. Tidak usah akal-akalan pakai misi budaya ke luar negeri, apalagi memakai fasilitas negara. Aji mumpung banget sih! Punya malu sedikit, Bu, jadi istri menteri bukan berarti bisa seenaknya," cibir seorang netizen.
Baca Juga: Duka Selebritas Tanah Air atas Kepergian Diogo Jota: Dari Desta hingga Ari Lasso Turut Berduka
"Istri menteri itu bukan pejabat negara. Siapa pun yang menyalahgunakan uang negara dengan dalih perjalanan dinas, kita doakan mendapat balasan yang setimpal," tambah netizen lain.
"Minta dukungan Kedubes untuk kunjungan istri Menteri UMKM… ya pakai fasilitas UMKM dong! Pesan taksi online atau ojol di sana, atau sewa bus sekolah, kan lagi libur musim panas. Ada-ada saja, negeri Konoha," sahut netizen lainnya.
Tina Astari sendiri dikenal publik sejak tahun 2000-an sebagai artis sinetron dan FTV. Setelah menikah dengan Maman Abdurrahman, ia mengurangi aktivitas di dunia hiburan dan fokus pada keluarga serta dunia usaha.
Baca Juga: Pilu Ronaldo: Duka Mendalam atas Kepergian Diogo Jota, Kenang Momen di Timnas Portugal
Ia juga aktif dalam organisasi Dharma Wanita di lingkungan kementerian, kerap mendampingi sang suami dalam berbagai kegiatan resmi meskipun tidak menjabat secara struktural.
Meskipun keaktifannya di Dharma Wanita lebih banyak berkutat pada bidang keuangan dan organisasi internal, aktivitas seperti misi budaya luar negeri ini menjadi hal baru yang menimbulkan pertanyaan serius mengenai batasan etis serta penggunaan fasilitas negara. (*)