kesehatan

Studi Ungkap Keseringan Konsumsi Pemanis Buatan Bikin Otak Menua 1,6 Kali Lebih Cepat

Sabtu, 6 September 2025 | 13:14 WIB
Foto ilustrasi gula - konsumsi pemanis buatan yang bisa memengaruhi kesehatan. (Freepik/fabikasimf)

Sulawesinetwork.com - Sebagian orang beralih ke pemanis buatan dengan berbagai pertimbangan, misalnya ingin menghindari bahaya kesehatan konsumsi gula murni.

Pemanis buatan ini merupakan zat sintetik atau turunan alami yang digunakan untuk memberi rasa manis di makanan atau minuman.

Kandungan kalorinya lebih sedikit bahkan tanpa kalori jika dibandingkan dengan gula biasa.

Baca Juga: 6 Tips Lipstik Awet Tanpa Reapply Berulang, Jaga Penampilan Tetap On Point Seharian!

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Neurology mengungkapkan risiko yang mengkhawatirkan dari pemanis buatan ini meski dianggap sehat karena merupakan pengganti gula rendah kalori.

Namun, pemanis buatan juga memiliki efek samping, yakni mempercepat penuaan kesehatan kognitif.

Studi ini melacak lebih dari 12.700 orang dewasa selama delapan tahun, memantau konsumsi pemanis seperti aspartam, sakarin, asesulfam-K, eritritol, xilitol, sorbitol, dan tagatosa.

Baca Juga: DPR Tegaskan Anggota Sahroni Hingga Uya Kuya Tak Lagi Terima Gaji dan Tunjangan

Biasanya, pemanis buatan ditemukan dalam makanan yang dianggap ‘sehat.’

Di pasaran saat ini, banyak dijumpai jenis makanan atau minuman tersebut seperti yoghurt, air beraroma, soda diet, dan makanan penutup rendah kalori.

Studi ini membandingkannya dengan soda diet tunggal dan menekankan bahwa orang yang mengonsumsi paling banyak, kira-kira sebanyak soda diet setiap hari, mengalami penurunan kognitif 62 persen lebih cepat.

Baca Juga: Emas Antam Sentuh Rp 2,06 Juta per Gram, Pecahkan Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Dengan kata lain, otak mengalami penuaan 1,6 tahun lebih cepat dari yang seharusnya.

Pemanis buatan mungkin tidak mengandung kalori sebanyak gula biasa, tetapi bukan berarti pemanis buatan bebas risiko.

Halaman:

Tags

Terkini