Sulawesinetwork.com - Kesehatan ibu hamil sering kali fokus pada pola makan dan nutrisi. Namun, sebuah studi terbaru menyoroti faktor lain yang tak kalah penting: stres.
Menurut Dr. Thomas R. Verny, seorang penulis dan ahli, stres pada ibu hamil dapat berdampak negatif terhadap perkembangan otak janin.
Dalam wawancaranya dengan Psychology Today pada Rabu (6/8/2025), Verny menjelaskan bahwa saat ibu hamil stres, tubuh melepaskan hormon seperti adrenalin dan noradrenalin.
Baca Juga: Wabup Bantaeng Serahkan Rancangan Anggaran Perubahan 2025 untuk Pembangunan Prioritas
Hormon ini memicu respons "lawan atau lari" (fight or flight), yang meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan gula darah. Akibatnya, aliran darah dialihkan dari organ dalam ke otot-otot, sehingga janin menerima lebih sedikit oksigen dan nutrisi.
Stres yang berlangsung singkat biasanya tidak berbahaya, karena tubuh memiliki mekanisme pemulihan alami.
Namun, stres berat atau kronis, yang bisa disebabkan oleh tekanan hidup atau kehilangan pekerjaan, membuat tubuh terus memproduksi hormon stres, termasuk kortisol.
Baca Juga: Podium Kelima di YCR Seri 2 Ditengah Terpaan Cedera, Thompo Elias Kini Fokus Tatap SCR
Verny menjelaskan bahwa kadar hormon stres yang tinggi dan berkepanjangan ini berbahaya bagi perkembangan otak janin.
Otak janin yang sedang terbentuk memiliki susunan sel saraf yang harus mencapai lokasi tertentu sesuai peta genetiknya.
Jika kadar kortisol terlalu tinggi, jalur migrasi sel otak bisa salah arah, yang menyebabkan koneksi saraf menjadi tidak normal.
Baca Juga: Dinas PMD Sinjai Gelar Monev untuk Perkuat Peran Kader Pembangunan Manusia
Oleh karena itu, menjaga kehamilan bebas stres sangatlah penting, tidak hanya untuk kesehatan ibu, tetapi juga untuk memastikan perkembangan otak janin yang optimal.
Dukungan yang tepat bagi ibu hamil dapat menekan risiko gangguan perkembangan otak janin, sehingga anak bisa lahir sehat dan siap tumbuh secara optimal.(*)