3.Kompeten
ASN harus memiliki kemauan untuk terus belajar serta adaptif terhadap perubahan regulasi dan era digital. “Don’t stop to learn,” tegasnya.
4.Harmonis & Kolaboratif
Kolaborasi disebut lebih tinggi nilainya daripada sekadar kerja sama karena dibangun melalui konsensus, pembagian peran, dan aksi berkelanjutan. Pemerintah tidak boleh bergantung sepenuhnya pada APBD, tetapi harus membuka ruang kemitraan dengan dunia usaha, akademisi, komunitas, media, hingga NGO.
Baca Juga: Bupati Barru Dukung Penuh Kongres PGRI, Siapkan Aula MPP untuk Pemilihan Ketua Baru
5.Loyal & Adaptif
Loyalitas bukan hanya kepada pimpinan, melainkan kepada regulasi dan kepentingan publik. ASN dituntut mampu beradaptasi dengan cepat sekaligus mengambil keputusan yang tepat di lapangan.
6.Integritas
Integritas harus dilatih melalui kebiasaan dan keteguhan karakter. Pegawai dituntut jujur, mampu menahan diri, serta menjalankan tugas tanpa penyimpangan.
"Wakil Bupati menegaskan bahwa mulai Januari 2026 Pemerintah Kabupaten Barru akan mengakselerasi reformasi birokrasi melalui pembentukan tim lintas sektor untuk percepatan layanan publik, penyelesaian masalah tata ruang, serta dukungan terhadap percepatan investasi daerah".
Menurutnya, respons cepat ASN sangat menentukan keberhasilan pelayanan serta peluang ekonomi daerah. Keterlambatan keputusan, katanya, dapat menyebabkan hilangnya kesempatan investasi dan manfaat perputaran ekonomi bagi masyarakat.
Baca Juga: Perjalanan Usulan Kepala Daerah Dipilih DPRD, dari Golkar hingga Respons PDIP
Mengakhiri sambutannya, Wakil Bupati mengajak seluruh ASN untuk memperkuat komitmen terhadap disiplin, pelayanan publik, dan integritas sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan profesional dalam menjalankan roda pemerintahan.
Rakor Kepegawaian ini dihadiri oleh perwakilan BKN Kantor Regional IV Makassar, para asisten, staf ahli, kepala OPD, camat, sekretaris OPD, serta seluruh peserta Rakor Kepegawaian.(*)