info-sulawesi

Pesta Adat Mappogau Sihanua 2025, Wujud Syukur dan Pelestarian Warisan Budaya Karampuang

Senin, 27 Oktober 2025 | 09:37 WIB
Pesta Adat Mappogau Sihanua 2025

Sulawesinetwork.com - Tradisi tahunan yang sarat nilai budaya dan sejarah, Pesta Adat Mappogau Sihanua, kembali digelar di Kawasan Adat Karampuang, Desa Tompobulu, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai.

Kegiatan adat yang telah menjadi ikon pelestarian budaya masyarakat Sinjai ini akan berlangsung selama beberapa hari dengan berbagai rangkaian acara adat dan ritual sakral.

Pesta Adat Mappogau Sihanua merupakan warisan leluhur masyarakat Karampuang yang digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas limpahan rezeki dan keselamatan, sekaligus ajang mempererat tali silaturahmi antarwarga.

Baca Juga: Relaunching Gedung Baru, Klinik Spesialis Nurul Kukuhkan Kiprah Satu Dekade Pelayanan

Informasi yang dihimpun, rangkaian prosesi adat telah dimulai sejak minggu, 19 Oktober 2025 dengan Mabbahang atau musyawarah adat yang menjadi pembuka kegiatan.

Kemudian keesokan harinya, dilanjutkan dengan Mappatoa, yaitu ritual permohonan izin dan restu adat kepada pemerintah setempat sebagai tanda dimulainya pelaksanaan kegiatan.

Selanjutnya, pada 24 - 26 Oktober, warga melaksanakan Mappaota dan Mabbaja - baja, yakni prosesi membersihkan kawasan adat sebagai bentuk penyucian sebelum puncak acara.

Baca Juga: Mentan Amran Lepas Kepulangan Presiden Brasil

Sementara itu, puncak rangkaian ritual akan digelar l Senin (27/10/2025) pekan depan, dengan Menre Ri Bulu, diikuti Lomba Kuliner Kue Tradisional yang melibatkan ibu-ibu PKK tingkat dusun di Desa Tompobulu yang akan menjadi ajang unjuk kreativitas sekaligus pelestarian cita rasa kue tradisional Sinjai.

Adapun ritual Mabbali Sumange atau Massulo Beppa, yaitu tradisi mengumpulkan kue sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur akan dilaksanakan pada 28 Oktober 2025,

Seluruh rangkaian kegiata akan ditutup dengan Malling atau pantangan, di mana warga dalam kawasan adat dilarang memotong hewan selama tujuh hari, sementara di luar kawasan selama lima hari. Selama masa ini, masyarakat hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan tanpa darah sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Andi Sudirman Resmi Buka Katinting Race 2025, Dorong Sportivitas

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayasn (Disparbud) Sinjai, Tamzil Binawan, menyampaikan, Pesta Adat Mappogau Sihanua merupakan salah satu warisan budaya yang harus terus dilestarikan.

"Kegiatan ini tidak hanya memperkuat identitas masyarakat Sinjai, tetapi juga menjadi daya tarik pariwisata lokal yang mampu menarik pengunjung dari luar daerah," Ujarnya.

Halaman:

Tags

Terkini