info-sulawesi

Gubernur Sulsel Hadiri Rakor Hilirisasi Komoditas Prioritas dan Pemenuhan Data Calon Petani Calon Lokasi

Senin, 22 September 2025 | 18:40 WIB
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menghadiri rakor bersama Kemendagri dan Kementan. (humas pemprov sulsel)

Sulawesinetwork.com - Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas.

Rakor itu digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (22/9/2025).

Rakor tersebut dirangkaikan dengan penandatanganan MoU Komitmen Kesanggupan Pemenuhan Data Calon Petani dan Calon Lokasi.

Baca Juga: Mengulas Permintaan DPR agar BGN Tunjuk Sekolah dalam Penyajian MBG

“Menghadiri Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas dan Penandatanganan MoU Komitmen Kesanggupan Pemenuhan Data Calon Petani Calon Lokasi,” kata Andi Sudirman Sulaiman.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan Indonesia memiliki modal alam yang luar biasa untuk sektor pertanian.

Dengan iklim tropis, sinar matahari sepanjang tahun, ribuan sungai, serta ratusan gunung, Indonesia mampu bercocok tanam tanpa batasan musim, berbeda dengan negara empat musim.

Baca Juga: 32 Ponpes, Masjid, dan Pondok Tahfidz di Sinjai Terima Bantuan Hibah Keagamaan

“Kita kadang-kadang tidak menyadari bahwa kita adalah negara tropis. Sepanjang tahun kita memiliki sinar matahari, modal penting untuk tumbuhnya tanaman, peternakan, dan lain-lain,” ujar Tito.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp9,95 triliun melalui alokasi belanja tambahan (ABT) periode 2025–2027.

Baca Juga: UU Pertambangan 2025: DPD RI dan Pemprov Sulsel Bahas Hilirisasi dan Green Mining

Anggaran itu bertujuan untuk meningkatkan produktivitas komoditas perkebunan, mulai dari kelapa, tebu, kopi, kakao, hingga lada. Dari program hilirisasi itu, pemerintah memproyeksikan nilai tambah hingga Rp138,49 triliun.

“Total anggaran hampir Rp10 triliun ini merupakan upaya membangkitkan kembali kejayaan Indonesia sebagai pusat rempah-rempah dunia,” jelas Amran. (*)

Tags

Terkini