Hal yang sama juga diungkapkan oleh koordinator pemenangan Tim IAKAN, Alim Bachri L Tana. Dia meminta semua pihak di Bantaeng untuk tidak melakukan tindakan yang memprovokasi. Dia juga berharap, KPU dan Bawaslu bisa segera mungkin melakukan tindakan.
Baca Juga: Kapolda Sulsel Hadiri Deklarasi Pembubaran Jamaah Islamiyah di Makassar
"Kami meminta kepada Bawaslu dan KPU untuk mengambil tindakan. Minimal mengganti baliho kami yang dirusak. Atau kalau baliho kami tidak diganti, sekalian juga hilangkan semua APK paslon lain di desa itu," kata Alim Bachri.
Alim Bachri mengaku, perusakan adalah bentuk provokasi kepada Tim IAKAN. Meski begitu, Alim Bachri meminta kepada seluruh simpatisan dan pendukung paslon 02 IAKAN untuk tidak melakukan tindakan melawan hukum.
"Kami tetap meminta kepada simpatisan untuk tidak membalas perbuatan itu. Tetapi kami memohon kepada KPU dan Bawaslu untuk melakukan tindakan, apakah itu memperbaiki kembali baliho, atau menjaga baliho yang ada. Karena jika dibiarkan, seolah-olah tidak ada tindakan apa-apa terhadap perusakan baliho itu," tegasnya.
Tim Hukum Iakan Lapor Bawaslu
Tim Hukum IAKAN telah melapor ke Bawaslu terkait perusakan spanduk paslon Bantaeng 02 IAKAN pada Senin (28/10/2024), sebagai langkah mengecam keras aksi yang menjadi bentuk kejahatan politik dan merupakan pidana pemilu.
“Kasus ini sudah kami laporkan ke Bawaslu Bantaeng, karena termasuk pidana Pemilukada. Ini sangat merugikan kami,” kata Ketua Tim Hukum IAKAN, Suardi.
Baca Juga: JMS-TSY Komitmen Cegah Monopoli Kegiatan Ekonomi, Jubir: Bulukumba untuk Semua yang Utama
Suardi mengaku sudah melampirkan sejumlah bukti perusakan ke Bawaslu.
“Kasus ini kami harap diusut tuntas, karena ini merupakan pidana Pemilukada,” katanya.
Tim Hukum 02 IAKAN juga meminta semua pihak yang terlibat dalam proses Pilkada untuk saling menghormati. Dia berharap, semua pihak bisa menjaga kondusivitas Bantaeng pada Pilkada kali ini.
Baca Juga: Tomas Bulukumba Ini Ajak Masyarakat Tidak Pilih Pemimpin yang Suka Memandang Remeh Sesama Manusia
“Mari berpolitik dengan santun dan saling menghargai. Jangan sampai beda pilihan kemudian melakukan tindakan-tindakan brutal,” harapnya.