Sulawesinetwork.com - Pasangan calon bupati dan wakil bupati Bulukumba, Jamaluddin M Syamsir (JMS) dan Tomy Satria Yulianto (TSY), terus menggalang dukungan dari berbagai kalangan.
Dalam kunjungan silaturahmi di kediaman Hj Eni di Kecamatan Bulukumpa. JMS dan TSY didampingi oleh Andi Mahmud Mannojengi Amjar atau Andi Nojeng.
Andi Nojeng merupakan putra dari yang merupakan putra tokoh masyarakat Bulukumpa Andi Syafruddin Amjar atau yang lebih akrab disapa Andi Caccing.
Baca Juga: Siap-siap, Millenial Bantaeng Bakal Dapat Program Kuliah Gratis Jika Ilham-Kanita Terpilih
Andi Caccing dikenal sebagai salah satu tokoh berpengaruh di wilayah Bulukumpa dan bahkan di Kabupaten Bulukumba, yang selama ini aktif mendukung pembangunan daerah.
Kehadiran putranya dalam mendampingi JMS-TSY dengan jargon JADIMI dinilai sebagai sinyal kuat dukungan keluarga besar Andi Caccing terhadap pasangan tersebut.
Kegiatan silaturahmi ini disambut hangat oleh warga Bulukumpa yang antusias menghadiri acara tersebut. Suasana keakraban dan kekeluargaan terlihat disilahturahmi itu.
Baca Juga: H Rijal Ditunjuk Jadi Ketua Ring Utama Pemenangan Danny-Azhar di Pilgub Sulsel 2024
Dihadapan warga, JMS mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat masyarakat Bulukumpa dan dukungan dari keluarga besar Andi Caccing dan Hj Eni.
Ia menjelaskan bahwa silaturahmi ini adalah bagian dari upaya untuk mendengarkan langsung aspirasi masyarakat di berbagai kecamatan, termasuk Bulukumpa.
“Kami sangat berterima kasih atas kesempatan ini untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Bulukumpa. Dukungan dari tokoh-tokoh seperti keluarga Andi Caccing dan kehadiran Andi Nojeng bersama kita disini tentunya semakin memotivasi kami untuk bekerja lebih keras demi kemajuan Bulukumba,” ujarnya, Kamis, 13 September 2024 malam.
Baca Juga: Ilham Azikin Dipersilahkan Duduk di Kursi Peninggalan Bupati Bantaeng ke-4, Simbol Kemenangan Kedua
Sementara itu, TSY menambahkan bahwa silaturahmi ini bukan sekadar ajang sosialisasi, tetapi juga momen untuk mempererat ikatan emosional dengan masyarakat.
Menurutnya, kepemimpinan yang baik harus didasarkan pada kedekatan dan keterlibatan langsung dengan masyarakat tanpa adanya sekat.