info-sulawesi

Tradisi Ma'Burasa Masyarakat Bugis Menjelang Lebaran: Sejarah dan Filosofinya

Sabtu, 30 Maret 2024 | 14:59 WIB
Burasa

Sulawesinetwork.com - Burasa merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Selatan yang berbahan dasar beras dan santan yang dibungkus dengan daun pisang.

Biasanya burasa ini akan diikat dengan kencang menggunakan tali lalu direbus kurang lebih selama 4 sampai 5 jam.

Burasa ini menjadi pendamping makanan berkuah pada saat momen hari raya terutama saat idul fitri maupun idul adha sebagai pengganti ketupat.

Baca Juga: Tafsir Arti Mimpi Hamil dalam Islam, Pembawa Nikmat Rejeki Bagi Wanita

Sehari menjelang Idul Fitri, masyarakat Sulawesi Selatan punya tradisi yang disebut Ma'burasa yaitu tradisi memasak burasa beramai-ramai bersama tetangga dan keluarga.

Bagi masyarakat bugis dan makassar, membuat burasa sudah menjadi tradisi terutama saat keluarga ingin merantau atau bepergian jauh.

Makanan ini juga disebut sebagai "Bokong na passompe" yang artinya bekar para perantau.

Baca Juga: Ini Putusan Bawaslu Sulsel Soal Dugaan Penggelembungan Suara Oleh KPU Bulukumba dan Bone

Diperkirakan burasa sudah ada sejak abad ke-VIII.

Awal mula munculnya Burasa dimana pada zaman dahulu, lelaki Bugis dan Makassar suka merantau.

Mereka berlayar ke pelosok nusantara untuk mengumpulkan rezeki termasuk uang panai (uang modal menikah yang diberikan kepada mempelai perempuan).

Orang-orang menjuluki mereka sebagai pelaut ulung dan perantau handal.

Setiap ingin berlayar dan merantau, lelaki bugis dan makassar membawa perbekalan berupa nasi dan ikan.

Namun bekalnya tak dapat bertahan lama dan cepat basi.

Halaman:

Tags

Terkini