Penamaan ini dikaitkan dengan tradisi lisan yang disakralkan di Tana Luwu.
Menurut tradisi lisan kuno, dunia ini diulurkan dari langit, dihamparkan, dan kemudian diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah.
Di versi lain, Asal usul penamaan Luwu juga dari kata malucca (bahasa bugis ware') atau malutu (bahasa palili') yang artinya keruh atau gelap.
19. Kota Palopo
Kata "palopo" ini menganut berbagai macam versi.
Konon, Kata "Palopo" ini diambil dari kata bahasa Bugis-Luwu.
Artinya yang pertama adalah penganan yang terbuat dari ketan, gula merah, dan santan.
Yang kedua berasal dari kata "Palopo'i", yang artinya tancapkan atau masukkan.
Selanjutnya "Palopo'i" adalah ungkapan yang diucapkan pada saat pemancangan tiang pertama pembangunan Masjid Tua.
20. Kabupaten Tana Toraja
Konon, nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis-Sidenreng dan Orang Luwu.
Orang Sidenreng menamakan penduduk daerah ini 'To Riaja' yang mengandung arti orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan.
Sedangkan orang Luwu (zaman Belanda) menyebutnya 'To Riajang' yang artinya adalah orang yang berdiam di sebelah barat.
Ada juga versi lain yang berpendapat bahwa, kata Toraya berasal dari kata 'To' artinya 'tau' (orang) dan 'Raya' berasal dari kata 'Maraya' (besar), artinya orang besar atau bangsawan.(*)