Menurutnya sejarah ini tidak cukup seperti itu, sehingga Paccekke ini ditetapkan sebagai desa wisata dan ikonnya ada monumen di Desa Paccekke ini.
“Monumen ini dibangun tahun 1947 tidak menggunakan semen, nanti tahun 2000 pada saat Andi Rum jadi bupati baru kita lakukan perbaikan atau rehabilitasi,” jelasnya.
Baca Juga: Oknum Polisi Diduga Ambil iPhone Milik Karyawan Toko di Bulukumba, Ini penjelasan Kasat Reskrim
“Tetapi bentuknya itu masih asli dan di atas gunung di sana masih ada satu momen kecil. Di situlah tempat para rider-rider dari Bance’e Bone Jalan kaki dari Bone,” ungkap Wakil Bupati Barru.
“Dulunya mereka kalau mau dapat baret harus di Paccekke, tapi ini sudah tidak lagi dilakukan,” terangnya.
Smentara Putra Andi Mattalatta yaitu H Andi Ilhamsyah Mattalata memaparkan sekilas perjalanan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca Juga: Konsistensi Program Kesehatan: Sulsel Raih Terbaik I Kabupaten/Kota Sehat Nasional
Ia juga mengulas sederet perjuangan Andi Mattalatta dalam mempelopori kemerdekaan Indonesia, khususnya di daerah Sulawesi Selatan.
Pihaknya mengajak generasi penerus bangsa untuk belajar dari peristiwa perjuangan para pahlawan.
“Mari kita maknai hasil perjuangan ini dengan sebaik-baiknya,” harapnya.
Baca Juga: Menuju Predikat WBK dan WBBM, Pemkab Bantaeng Berkomitmen Bangun Zona Integritas Bersama
“Perjuangan kemerdekaan yang dilakukan pemuda Sulsel ini hanya dengan satu tekat yaitu merdeka atau mati,” pungkasnya.
Di sela-sela kegiatan ini juga dilakukan penyerahan Buku Otobiografi Mayor Jendral Purnawirawan H Andi Mattalatta dengan judul “Meniti Siri’ dan Harga Diri : Catatan dan Kenangan / Andi Mattalatta”.
Buku tersebut diserahkan oleh Ilhamsyah Mattalatta kepada Bupati Barru, Kaajendam Kolonel CAJ Fibrianto, dan Wakil Bupati Barru.
Kemudian dilanjutkan penyerahan 80 paket Bantuan Sembako untuk masyarakat Paccekke.(*)