Untuk mendukung hal ini, para petani didorong menggunakan varietas unggul Genjah Super yang memiliki masa panen lebih singkat, sekitar 75 hari setelah tanam.
Selain itu, Pj Sekda menegaskan pentingnya peran penyuluh pertanian lapangan (PPL) dalam mendampingi petani secara aktif di lapangan. Kehadiran penyuluh diharapkan mampu melakukan deteksi dini terhadap potensi hama dan penyakit tanaman serta memberikan solusi cepat bagi para petani.
Baca Juga: Tinjau Progres Pembangunan Bendungan Jenelata di Gowa, Pastikan Berjalan Sesuai Target Nasional
Menutup kegiatan, Pj Sekda mengingatkan bahwa Mapalili bukan sekadar seremoni adat, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan, gotong royong, dan harapan agar petani Barru mendapatkan hasil panen yang melimpah.
Tradisi ini diharapkan terus dilestarikan sebagai wujud sinergi antara nilai budaya dan pembangunan pertanian berkelanjutan.
Kegiatan turut dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Anggota DPRD Barru Andi Wawo Mannonjengi, S.H., Kapolsek Barru, Babinsa Kelurahan Mangempang, Camat Barru, para lurah dan kepala desa se-Kecamatan Barru, Ketua KTNA, penyuluh pertanian lapangan (PPL), serta kelompok tani dan tokoh masyarakat setempat. (*)