Langkah ini dipandang sebagai strategi politik paling efektif untuk merespons manuver yang merugikan komunitas seni rupa Makassar.
"Tindakan kita harus menjadi aksi elegan—bukan dalam arti kompetitif, melainkan sebagai bentuk eksistensi kita sebagai seniman di Makassar," ungkap Andri Prakarsa, salah satu tokoh seniman. "Makassar Biennale tidak bisa dibiarkan diklaim sepihak oleh satu pihak."
Baca Juga: Dua Putra Anggota Polres Bulukumba Lulus Akmil, Kapolres Ucapkan Selamat
Dukungan penuh datang dari berbagai kalangan, termasuk para pendiri yayasan yang merasa dikesampingkan.
Ini menjadi langkah awal untuk menginformasikan publik, kementerian, dan jejaring seni nasional maupun internasional tentang situasi sebenarnya.
Para seniman menegaskan komitmen untuk mengembalikan Makassar Biennale ke marwah yang sesungguhnya sebagai wadah ekspresi dan apresiasi seni rupa yang bermakna bagi Makassar dan Indonesia.(*)