Sulawesinetwork.com - Janji manis Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk jagung sebesar Rp5.500 per kilogram, yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 18 Tahun 2025, bak fatamorgana bagi petani jagung di Kabupaten Bulukumba.
Alih-alih menjadi angin segar di tengah panen raya, mereka justru dihadapkan pada kenyataan pahit harga jual yang merosot tajam hingga menyentuh angka Rp2.500 per kilogram.
Kegeraman para wakil rakyat pun tak terhindarkan. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi II DPRD Bulukumba dan Perum Bulog Bulukumba pada Rabu (9/4/2025), terungkap fakta mengejutkan, Bulog Bulukumba belum melakukan penyerapan satu kilogram pun jagung dari petani lokal.
Baca Juga: Mentan Amran Ajak Saudagar Bugis Capai Swasembada Wujudkan Indonesia Lumbung Pangan Dunia
Kepala Bulog Bulukumba, Farid Nur, secara terbuka mengakui kondisi tersebut.
Ia beralasan bahwa saat ini pihaknya masih memprioritaskan pengadaan gabah.
"Kami belum menyerap jagung sama sekali. Fokus kami saat ini masih pada pengadaan gabah," ujarnya di hadapan anggota dewan.
Pernyataan ini sontak memicu reaksi keras dari Anggota Komisi II DPRD Bulukumba, Supriadi.
Legislator dari Fraksi PKS ini menilai bahwa sikap Bulog yang mengabaikan penyerapan jagung sama dengan mengabaikan nasib petani, terutama mereka yang berada di wilayah timur Bulukumba yang tengah memasuki puncak panen.
"Jagung jangan dinomorduakan! Petani sedang panen. Kalau Bulog mengabaikan jagung, berarti mengabaikan instruksi negara," tegas Supriadi dengan nada tinggi.
Baca Juga: Prabowo Tegaskan Evakuasi 1.000 Warga Gaza ke Indonesia Hanya Sementara: Semua Pihak Harus Setuju!
Ia menekankan bahwa ketidakseriusan Bulog dalam menyerap jagung berpotensi besar merugikan petani yang telah berjuang menanam dan kini harus menjual hasil panennya dengan harga jauh di bawah HPP.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bulukumba, Muhammad Tayeb, dalam kesempatan yang sama memaparkan data bahwa luas lahan jagung di Bulukumba mencapai 13 ribu hektare dengan potensi produksi lebih dari 70 ribu ton.