Pembelaan Pemkab Bulukumba dan Syahruni Haris Dinilai Kurang Tepat: Kompak Bela Penyedia MBG

photo author
- Selasa, 28 Januari 2025 | 16:23 WIB
Telur busuk dalam menu MBG di SD 171 Loka menarik perhatian publik.
Telur busuk dalam menu MBG di SD 171 Loka menarik perhatian publik.

Sulawesinetwork.com - Sejumlah fakta terungkap pasca insiden belasan siswa SD 171 Loka, Bulukumba mengalami sakit perut dan muntah usai konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG).

Salah satu saksi, Ahmad Tahir menyebutkan jika pembelaan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba dan Wakil Ketua DPRD Bulukumba Syahruni Haris dinilai kurang tepat.

"Pembelaan humas Pemkab dan DPRD Bulukumba soal siswa SD 171 Loka mual dan muntah tidak tepat dan bisa dianggap tidak profesional," ungkapnya melalui pesan tertulis.

Baca Juga: Ini Target Utama Penerima KIP Kuliah 2025, Cek Kriterianya Sebelum Mendaftar

Ahmad Tahir mengaku mengetahui insiden telur busuk pada Jumat (24/01) lalu itu dirinya sempat berdisukusi langsung dengan sejumlah siswa dan kepala SD 171 Loka.

Dalam diskusi itu, Ahmad Tahir mendapat pengakuan dari kepala sekolah SD 171 Loka jika dibeberapa kelas lainnya ada banyak siswa yang tidak memakan telur tersebut.

"Saat itu kepala Sekolah sempat menyatakan di kelas lain banyak yang tidak makan telurnya ditemukan disimpan dibawah meja. Dan saya dapati 3 siswa sedang pegang perut karena mules," beberanya.

Baca Juga: Presiden Prabowo Harap Gencatan Senjata di Palestina Bertahan, Konsisten Dukung Kemerdekaan

"Lalu saya tanya juga siswa lain bahwa ada berapa yang sakit perut. Ternyata ada banyak 5 siswa di kelas itu," tambah Ahmad Tahir.

Ahmad Tahir mengaku jika dirinya bersama dengan pihak Dinas Kesehatan, Badan Gizi Nasional (BGN), Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau penyedia MBG dan pihak sekolah sempat mencium makanan yang mengakibatkan siswa muntah.

"Saat semua hadir saya coba tunjukkan menu yang tidak di makan siswa kemudian saya coba cium aroma menu tersebut didepan petugas BGN lalu saya tunjukkan warna menu dan sampaikan menu ini aromanya terasa basi kemudian diangguki oleh petugas BGN dan beberapa orang yang ada disitu," ungkapnya.

Baca Juga: Prabowo Ingin Indonesia dan Malaysia Sinergikan Negara-negara Asia Lainnya

"Setelah itu pihak penyedia MBG perintahkan petugas BGN untuk membawa menu tersebut dibawa kembali tapi saya katakan jangan itu harus diambil oleh pihak Bidang Gizi Dinkes," ujarnya.

Ahmad Tahir mengaku tidak heran dengan kejadian tersebut lantaran isu serupa sudah kerap kali dikeluhkan namun tidak mendapat tanggapan hingga akhirnya saat ini heboh.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hendrawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X