"Jika dibandingkan, harga kuda yang dibagikan jauh lebih mahal, namun kondisinya lebih buruk. Ini jelas ada kejanggalan," tambah Fadli dalam orasinya.
Baca Juga: Imbas Cuaca Ekstem, 10 Daerah di Sulsel Diterjang Banjir dan Longsor
Kepala Dinas Pertanian Jeneponto, Achmad Tunru, membantah tudingan yang disampaikan para demonstran tersebut.
"Tidak ada permainan atau pengaturan dalam pengadaan ini. Saya bahkan tidak mengenal penyedia ternak," ujar Achmad saat menemui demonstran.
Proyek pengadaan ternak ini mencakup anggaran sebesar Rp1.321.356.000, yang terdiri dari pengadaan 12 ekor kuda senilai Rp795 juta oleh CV Sang Dwija Amawabhumi.
Baca Juga: Hamish Daud Bantah Dituding CEO Gadungan dan Tak Bayar Gaji Karyawan
27 ekor sapi senilai Rp310,446 juta oleh CV Amerta Multi Structure, dan 90 ekor kambing senilai Rp215,910 juta oleh UD Danadyaksa Askara.
Meskipun Achmad membantah adanya pelanggaran, demonstran menuntut transparansi dan audit menyeluruh untuk memastikan tidak ada penyimpangan dalam proyek ini.
Mereka juga menyerukan agar aparat hukum segera turun tangan untuk menyelidiki kasus tersebut. (*)