Sulawesinetwork.com – Dunia seolah runtuh bagi Andika dan keluarganya di Desa Tambe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Harapan akan kesembuhan buah hati mereka, Aruni, yang baru berusia setahun dua bulan, bertransformasi menjadi duka mendalam.
Demam yang awalnya dianggap biasa, kini telah merenggut sebagian tak ternilai dari diri sang balita, tangan kanannya.
Baca Juga: Dihadapan Menteri Kehutanan, Gubernur Andi Sudirman Komitmen Wujudkan Revolusi Hijau di Sulsel
Di balik dinding rumah sakit, keputusan pahit terpaksa diambil. Tim dokter di RSUD NTB, dengan berat hati, menyatakan bahwa amputasi adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nyawa Aruni dari infeksi yang kian menggerogoti tubuh mungilnya.
Air mata tak terbendung saat keluarga menganggukkan kepala, menyetujui tindakan medis yang akan mengubah hidup Aruni selamanya.
"Iya, tangan Aruni sudah diamputasi pada Senin, 12 Mei 2025 kemarin," lirih Andika, ayah Aruni, saat dihubungi pada Jumat, 16 Mei 2025.
Baca Juga: Operasi Kewilayahan Pekat Lipu 2025 Polda Sulsel, Pengungkapan Kasus Premanisme Terus Berlanjut
Suaranya sarat akan kepedihan yang mendalam. "Tidak ada pilihan lain. Kami harus merelakannya demi menyelamatkan nyawa anak kami agar infeksi tidak menyebar."
Kini, Aruni harus menjalani hari-harinya tanpa telapak hingga pergelangan tangan kanannya.
Kisah tragis ini bermula pada 10 April 2025. Kekhawatiran mulai menyelimuti keluarga kecil itu saat Aruni menunjukkan gejala demam tinggi dan batuk.
Baca Juga: Disdik Sulsel Jamin SPMB 2025 Bersih dari KKN, Iqbal Tepis Isu Punya Ordal Bisa Pilih Sekolah
Mereka segera membawa sang buah hati ke Puskesmas Bolo, mencari pertolongan pertama.
Di sana, infus dipasang di tangan kanan Aruni, dengan harapan kondisinya akan segera membaik.