Ia menegaskan, jika kemasan yang digunakan terkesan asal-asalan, hal itu menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap konsumen yang sudah mengeluarkan uang untuk produk tersebut.
Baca Juga: Optimisme Jokowi: PSI Masuk Senayan di Pemilu 2029 Bukan Target, Tapi Keharusan
"Kalau kamu kasih kotak seperti itu kamu kasih ke buyer-nya, you don't appreciate your buyer (kamu nggak apresiasi pembelimu) yang istilahnya mengeluarkan uang selayaknya buat beli donat itu," tegas Nanakoot.
Lebih lanjut, Nanakoot menceritakan pengalamannya saat pertama kali menerima kiriman donat Pinkan Mambo.
Ia menyebut, isi kotak tersebut sebanyak 12 buah donat, namun semuanya ditumpuk menjadi satu tanpa sekat.
Food vlogger itu juga menggambarkan bahwa kotak yang digunakan tampak seperti buatan tangan dengan sekat-sekat yang ditempel menggunakan lakban, mirip kerajinan rumahan.
"(Isinya) 12 tapi ditumpuk. Kotaknya itu dibentuk sama dia itu kotak-kotak kayak ini loh. Kotak biasa terus dikasih sekat sama dia tapi ditempel pakai lakban," ungkap Nanakoot, menyoroti kerapian kemasan.
"Kayak rakitan anak prakarya itu lho, yes homemade gitu. Tapi homemade-nya itu nggak rapi, ada cekrekan staples," tukasnya, memberikan gambaran detail tentang kemasan donat yang tengah viral tersebut.
Kritik Nanakoot ini tentu menambah daftar panjang perbincangan seputar bisnis kuliner Pinkan Mambo dan memicu diskusi lebih lanjut mengenai pentingnya standar keamanan pangan dan kualitas kemasan dalam industri makanan.(*)