Sedang untuk metode riset yang digunakan adalah metode riset kualitatif dengan analisis media, Focus Group Discussion (FGD), dan "indepth interview".
Bahkan wawancara yang dilakukan oleh pihaknya dilaksanakan secara tatap muka dengan "margin of error" (MoE) survei ini sekitar 2,9 persen.
Denny membeberkan jika penurunan tingkat kepercayaan publik kepada Polri juga dipengaruhi oleh beberapa kasus.
Mulai dari pembunuhan Brigadir J, hingga tragedi sepakbola di Kanjuruhan, Malang.
"Polisi disalahkan karena penggunaan gas air mata, bahkan sudah kedaluwarsa pula," katanya.
Tapi ada fakta unik dari survei yang ditemukan.
Fakta tersebut adalah meskipun tingkat kepercayaan publik kepada Polri turun, tapi kepercayaan publik terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo justru lebih tinggi.
Yah, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendapatkan nilai sebanyak 65 persen dan lebih tinggi dari Polri.
"Jarak kepercayaan kepada Kapolri dibandingkan institusi Polri sekitar 6 persen. Ini disebabkan publik melihat kesungguhan Kapolri membersihkan kembali kinerja kepolisian," paparnya.
Baca Juga: Pantas Madame Gie Ditarik PDOM, Ternyata Mengandung Bahan Berbahaya Ini
Selain itu, masyarakat Indonesia juga masih menaruh asa kepada Polri supaya dapat meningkatkan kembali kepercayaan publik.
"Sebagai lembaga negara tentu kepercayaan publik penting untuk polisi. Semakin kuat kepercayaan publik, maka semakin mudah polisi sukses menjalankan perannya," ujarnya.
"Sebagaimana moto polisi Rastra Sewakotama. Itu artinya Abdi Utama bagi Nusa dan Bangsa," tutur dia.
Mayoritas publik, tambah dia, berharap polisi kembali kepada khitahnya sebagai pelindung yang adil dan bersih bagi masyarakat banyak.
"Tak ada negara yang kuat dan bersih tanpa kehadiran lembaga polisi yang kuat dan bersih pula," ujarnya. ****
