SULAWESI NETWORK- Motif pembunuhan Brigadir J hingga kini masih misterius.
Namun keterangan dari istri Ferdy Sambo yang juga tersangka bahwa dirinya mengalami pelecehan seksual secara paksa di Magelang.
Menurut Putri Candrawathi dirinya menyampaikan pelecehan itu terhadap Susi (ART) dan Kuat Maruf atau Om kuat.
Adapun soal rekonstruksi yang dikait-kaitkan dengan isu perselingkuhan, Kabareskrim Komjen Agus Andrianto mejelaskan pada saat kejadian tersebut ada saksi lain yang berada di lokasi, yakni Susi, ART keluarga Ferdy Sambo.
Pada saat itu, sambungnya, Susi ada di tangga dekat kamar dan Kuat Maruf berada di bawah sedang merokok melihat Brigadir J mengendap-endap keluar dari kamar Putri Candrawathi.
Sebelumnya, kata Agus, Susi juga mendengar adanya suara tangisan, merintih, atau ekspresi lainnya yang bersumber dari suara Putri Candrawathi.
Adapun keberadaan Kuat Maruf di kamar Putri Candrawathi itu karena ingin memastikan kondisi majikannya.
“Hal ini terkomunikasi antara S (Susi) dan KM (Kuat). KM ada di kamar untuk memastikan kondisi PC (Putri) yang ada di kamar terduduk di depan kamar mandi dikuatkan dengan keterangan S,” tutur Agus, dikutip dari Pikiran Rakyat, belum lama ini.
Sementara itu, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menjelaskan memang adegan rekonstruksi itu tidak diperagakan dugaan pelecehan.
Karena itu tidak etis, bisa jadi kategori pornoaksi, makanya yang ditampilkan pascanya.
Saat itu, Rosi bertanya kepada Ketua Komnas HAM, terlihat adegan rekonstruksi itu Putri Candrawathi sedang berbaring ada juga Om Kuat duduk di lantai hingga Brigadir J.
Lanjut, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menjelaskan setelah itu Susi mendengar tangisan lalu memanggil Om Kuat, kemudian bertanya.
“Dalam keterangan dua saksi ini, ibu Putri (Putri Candrawathi) mengatakan mengalami yang namanya pelecehan seksual itu," papar Ketua Komnas HAM, saat hadir dalam acara Rosi, yang dikutip dari YouTube Madam Suki, Minggu 11 September 2022.
Lantas, Rosi memotong ‘Sori-sori' katanya dari mana Komnas HAM ikut tahu bahwa ada kesaksian Om Kuat dan Susi itu, diceritakan oleh Putri Candrawathi.