viral

Ingar Fotografer Dadakan yang Potret-potret Pelari Tanpa Izin, Picu Pro-Kontra Etika Fotografi di Ruang Publik

Sabtu, 1 November 2025 | 10:05 WIB
Menyoroti fenomena maraknya fotografer yang ambil gambar orang-orang yang sedang berolahraga di fasilitas umum (X.com/petanirebahan)

“Fenomena fotografer dadakan yang memanfaatkan teknologi AI untuk menjual foto orang-orang yang sedang berolahraga di ruang publik memang patut menjadi perhatian serius,” ujar Dave di Jakarta, pada Selasa, 28 Oktober 2025.

Menurut Dave, berada di ruang terbuka bukan berarti seseorang kehilangan hak privasinya.

“Ruang publik bukanlah ruang bebas dari etika. Komersialisasi foto individu tanpa izin jelas menabrak prinsip dasar perlindungan privasi dan hak atas citra diri,” tukasnya.

Baca Juga: Tindak Lanjut Instruksi Bupati: DLH Barru Tinjau Lokasi Tambang Penyebab Banjir di Mallusetasi

Dave menilai pemerintah perlu memperkuat regulasi pemanfaatan teknologi digital, khususnya terkait penggunaan data biometrik.

“Kita tidak bisa membiarkan ruang digital berkembang tanpa pagar etika dan hukum yang jelas,” imbuhnya.

Dilema antara Seni dan Privasi

Baca Juga: Banjir Rendam Jalur Trans Sulawesi Barru: Bupati Andi Ina Turun Langsung Pimpin Penanganan Darurat

Fenomena ini menciptakan dilema baru antara kebebasan berekspresi bagi para fotografer dan hak privasi individu.

Di satu sisi, fotografi di ruang publik juga dapat dianggap sebagai ruang ekspresi seni dan kreativitas.

Kendati demikian, penggunaan foto tanpa izin apalagi untuk tujuan komersial, menimbulkan persoalan etika dan hukum yang kompleks. (*)

Halaman:

Tags

Terkini